Mengenal Energi Panas Bumi untuk Dukung Green Energy, serta Kelebihan dan Kekurangan
Mengenal energi panas Bumi untuk dukung Green Energy dan proses pemanfaatan energinya. Berikut ini kelebihan dan kekurangan energi panas Bumi.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
Energi ini lebih unggul daripada bahan bakar fosil yang merupakan sumber daya terbatas yang membutuhkan penambangan atau ekstraksi dari bumi.
8. Evolusi Cepat
Ada banyak eksplorasi energi panas bumi untuk meningkatkan proses energi saat ini.
Sehingga diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari energi panas bumi ini.
Kekurangan Energi Panas Bumi:
Baca juga: Pertamina Ingin Jadi Pemain Kelas Dunia untuk Hasilkan Listrik Berbasis Panas Bumi
1. Lokasi Terbatas
Kerugian tunggal terbesar dari energi panas bumi adalah spesifik lokasi.
Pembangkit panas bumi perlu dibangun di tempat-tempat yang energinya dapat diakses, yang berarti ada beberapa daerah yang tidak dapat memanfaatkan sumber daya ini.
2. Efek Samping Lingkungan
Dalam proses penggalian energi panas bumi ini, terdapat gas yang tersimpan di dalam tanah yang dilepaskan ke atmosfer.
Namun, emisi gas ini masih jauh lebih rendah daripada yang terkait dengan bahan bakar fosil.
3. Gempa bumi
Energi panas bumi juga berisiko memicu gempa bumi.
Hal ini disebabkan oleh perubahan struktur bumi akibat penggalian.
Masalah ini lebih umum dengan pembangkit listrik panas bumi yang ditingkatkan, yang memaksa air masuk ke kerak bumi untuk membuka celah untuk eksploitasi sumber daya yang lebih besar.
4. Biaya Tinggi
Energi panas bumi adalah sumber daya yang mahal untuk dimanfaatkan, dengan label harga berkisar antara $2-$7 juta untuk pabrik dengan kapasitas 1 megawatt.
5. Keberlanjutan
Untuk menjaga keberlanjutan energi panas bumi, fluida perlu dipompa kembali ke reservoir bawah tanah lebih cepat daripada habis.
Pengelolaan diperlukan untuk menjaga keberlanjutan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia