Jangan Ngaku Betawi Asli Kalau Nggak Kenal Pecak Gabus Lezat Ini
Jangan mengaku Betawi asli kalau tidak kenal pada santapan lezat Pecak Gabus ini.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Bukan cuma kerak telur yang khas dari masyarakat Betawi. Ada santapan khas lain yakni Pecak Gabus, yang tidak hanya lezat tapi juga mengandung unsur serat, protein, vitamin dan mineral karena unsur daging ikan dan sayurannya.
Tawaran mencicipi makanan berbahan baku ikan gabus yang bikin nagih ini datang dari Pecak Gabus Resto. Memang, lokasinya cukup jauh dari Jakarta. Kedai ini terletak di Karawaci, Tangerang, persisnya di Jalan Aria Santika, Kampung Sumur Pacing.
Walau kelihatannya jalan menuju ke sana rumit, sejatinya gampang, kok sampai di kedai ini. Keluar pintu tol Karawaci, Anda ambil jalan yang ke kiri dan nanti masuk Jalan Imam Bonjol. Kemudian, Anda putar balik dan lurus saja sampai melewati Rumah Sakit Sari Asih yang ada di kiri jalan, mentok belok kiri dan di pertigaan pertama belok kiri.
Sampai di perempatan kedua, belok kanan dan Anda masuk Jalan Sumur Pancing lalu Jalan Aria Santika. Nah, kedai ini ada di kanan jalan, tidak jauh setelah Masjid Al Hidayah. Plang besar bertuliskan Pecak Gabus Resto menjadi penanda.
Kalau masih bingung, tanya saja ke warga sekitar, mereka akan membantu menunjukkan jalan. Ya, walau baru buka Desember 2012 lalu, kedai milik Rachmi Handayani ini cukup terkenal sehingga menyedot perhatian banyak pecinta kuliner nusantara khususnya makanan betawi.
Begitu masuk halaman kedai ini, Anda bakal berasa di kampung Betawi tempo dulu. Sebab, Gabus Pecak Resto menggunakan rumah betawi kuno peninggalan mertua Rachmi. Pohon-pohon besar, yang mengelilingi bangunan, menambah asri kedai tersebut. "Semua alami, rumah ini memang bangunan lama, hanya direnovasi sedikit," ungkap Rachmi.
Rumah betawi tersebut menggunakan tegel dengan atap yang terbuat dari daun kelapa tanpa langit-langit. Anda bisa pilih bersantap di dalam kedai atau di gazebo beratap rumbia yang ada di halaman.
Begitu Anda mendapat tempat duduk, pelayan akan membawakan welcome drink berupa teh tawar hangat. Uniknya, teh tawar hangat ini tersaji dalam sebuah gelas kaleng dengan pegangan khas tempo dulu bercorak loreng tentara.
Selain pecak gabus, kedai ini menawarkan kuliner betawi lainnya yang terbilang langka karena sudah jarang dibuat orang, yakni oseng pisang batu ikan teri. Kemudian, ada juga gecok dan jantung pisang kepala ikan kakap.
Sekarang, waktunya makan. Wangi pecak gabus yang terhidang di atas meja saja sudah menggugah selera. Pecak gabus yang berbalut bumbu rempah bertabur kemangi, potongan tomat hijau, dan belimbing sayur, tersaji di piring oval yang terbuat dari tanah liat.
Gabus tidak amis
Begitu tersentuh lidah, rasa daging gabusnya begitu gurih dan tidak meninggalkan bau amis sedikit pun. Bumbu rempahnya betul-betul merasuk ke dalam daging gabus. Awas, bumbunya lumayan pedas. Tapi, justru di situ letak kenikmatannya. "Bumbunya ada daun lengkuas, asam jawa, salam, kunyit, jeruk, jahe, lengkuas, bawang, dan cabai yang dibakar dan kemudian ditumbuk kasar," beber Wiwid, Manajer Pecak Gabus Resto.
Tak aneh, Cindy yang baru datang sekali ke kedai ini langsung jatuh cinta dengan pecak gabus racikan Rachmi "Enak, beneran, deh," ujarnya.
Yang membedakan pecak gabus olahan Rachmi dengan kedai lainnya adalah, pertama, gabus tidak dibakar melainkan digoreng. Kedua, tidak memakai kencur. Alasannya, kencur bisa mendominasi rasa pecak. Makanya, Rachmi hanya memakai daun kencur saja.