Transformasi Dior di Paris Fashion Week
Desainer kelahiran Belgia itu ingin membawa sebuah transformasi untuk rumah mode yang telah berusia lebih dari
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM - Di awal kariernya sebagai creative director untuk rumah mode Christian Dior tahun lalu, Raf Simons kerap menghadirkan koleksi yang sangat bercita rasa Dior.
Tapi itu tidak berlangsung lama. Desainer kelahiran Belgia itu ingin membawa sebuah transformasi untuk rumah mode yang telah berusia lebih dari enam dekade itu.
Transformasi tersebut hadir dalam koleksi busana siap pakai (ready to wear) musim semi dan panas 2014 yang ditampilkan kemarin, Jumat (27/9/2013), di Paris Fashion Week.
Peragaan digelar di dalam sebuah tenda mewah yang berhiaskan beragam jenis tumbuhan menjalar nan colorful di kawasan Paris' Rodin Museum.
Seperti diwartakan New York Times, transformasi sangat terasa pada pilihan jas "bar" khas Dior yang kali ini hadir dengan detail cut-out serta permainan lipit pada bagian belakang.
Dress motif floral ber-cutting arsitektural khas Dior turut tampil beda. Kali ini "ditambal" dengan berbagai frase unik seperti "Primrose Path”, “Hyperose”, atau “Ultra Violet Mouth.”
"Koleksi saya yang pertama adalah tentang keintegrasian. Kali ini lebih tentang transisi, dan saya benar-benar berusaha keras untuk membuat koleksi ini lebih modern. Saya ingin koleksi ini lebih bercerita tentang saya," ujar desainer yang mengawali kariernya di dunia desain sebagai desainer interior itu.
Puncaknya adalah saat pengujung acara. Raf menutup peragaan dengan pilihan dress monokromatik berbahankan sutra warna metalik.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.