Cantiknya Kain Tenun NTT dan Songket Bali Garapan Oscar Lawalata
Ini cantiknya kain tenun NTT dan songket Bali dalam rancangan desainer Oscar Lawalata.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM - Oscar Lawalata adalah salah seorang desainer muda Indonesia yang konsisten mengangkat keindahan wastra Nusantara dalam tiap karyanya.
Di Jakarta Fashion Week 2014, Oscar mengangkat kecantikan kain tenun dari berbagai daerah di Nusa Tenggara Timur dan Songket Bali dipadukan dengan bordiran Nusantara.
"Berbeda dari koleksi-koleksi sebelumnya, kain tradisional saya olah lebih bergaya modern dan urban tapi tak meninggalkan kecantikan kain itu sendiri. Saya ingin kain tersebut dapat dipakai oleh siapapun di segela kesempatan, entah ke kantor atau pesta," kata Oscar sesaat sebelum menampilkan karyanya, Selasa (22/10/2013).
Bertajuk "I Am Indonesian", peragaan yang dipersembahkan oleh Yayasan Jantung Indonesia itu diwarnai dengan variasi busana loose yang ringan dalam palet terang seperti biru, merah muda, hijau, dan kuning.
Motif-motifnya sangat unik mulai dari yang asimetris seperti geometris sampai yang jenaka seperti orang-orangan.
Look yang ditampilkan di antaranya atasan atasan tenun berlengan lebar dalam motif orang dipadukan celana crop biru. Masih bermotif orang, atasan bernuansa peach hadir dalam model v-neck, dipadukan dengan rok pensil coklat.
Adapula cropped top hitam bordir dipadukan dengan celana pipa high-waisted biru navy, lalu terusan pendek bersileut kepompong yang dibuat dengan teknik lipit.
Beberapa pakaian, terutama pilihan busana formal, ada yang terinspirasi pula dari siluet pakaian adat, semisal pakaian bodo dan kurung. Contohnya, Oscar menampilkan atasan loose berwarna solid dipadukan dengan bawahan model sarung yang kaya motif.
"Indonesia punya banyak ratusan kain tradisional dengan ribuan motif. Sangat disayangkan kalau kita orang Indonesia tak mengenal kekayaan budaya sendiri. Identitas suatu bangsa terlihat dari bagaimana masyarakatnya mengapresiasi budayanya," ujar desainer yang sempat menimba ilmu di Esmod Jakarta itu.