Menyikapi Kebohongan Anak Berdasarkan Fase Usianya
Cara menyikapi kebohongan anak idealnya disesuaikan dengan tahapan fase usianya.
Editor: Agung Budi Santoso
Di usia sekolah dasar, yaitu sekitar 5-10 tahun, alasan di balik kebohongan anak mulai dapat dipahami, meski tetap tak dapat diterima. Di usia ini anak bisa berbohong untuk meminimalkan kekecewaan orangtua atau menghindar dari hukuman yang akan diberikan. Sebagai contoh, ia bisa saja mengatakan tak ada PR dari sekolah karena malas mengerjakan.
Saat Anda mengetahui buah hati berbohong dan apa alasannya, kini Anda bisa mempertimbangkan dan mengambil sikap. Apakah ia membutuhkan teguran saja atau bisa diberi hukuman kecil seperti tak boleh menonton TV?
Di usia ini pula, jangan kaget apabila anak sudah mengetahui konsep "berbohong untuk kebaikan". Misalnya, ia mengaku telah mengotori meja makan padahal Sang Adik yang melakukannya. Meski buah hati telah menunjukkan kepekaan sosial dan kepedulian, namun Anda tetap harus memberikan pemahaman.
Praremaja
Usia 9 tahun ke atas, anak yang tergolong praremaja ini sudah mengembangkan ide-ide mengenai kebenaran dan kebohongan, namun dengan batas yang masih samar. Anak di usia ini mulai kritis mempertanyakan realitas yang tak mereka percayai.
Selain itu, wajar pula bila anak mulai sedikit tertutup tentang kehidupannya. Brody mengemukakan, ini bukan pertanda buah hati mulai tak jujur atau telah melakukan kesalahan, melainkan sebagai salah satu tanda tumbuh kembangnya menuju keremajaan.
Ketidakjujuran yang dilakukan anak usia ini adalah seputar pekerjaan rumah, nilai ujian, atau kewajiban-kewajiban yang tak dilakukan. Bagaimana menyikapinya? Pertama, coba tunjukkan bahwa Anda tak senang dengan sikapnya yang mulai tak jujur. Kemudian, tanya alasannya melakukan hal tersebut.
Jika anak masih membantah sementara Anda yakin ia telah berbohong, jangan langsung memarahinya karena anak bisa bersikeras dengan kebohongannya. Diamkan terlebih dahulu, kemudian cari waktu yang tepat untuk membahasnya.
Namun ingat, mengajarkan nilai kejujuran harus disertai contoh dari orangtua. Bila orangtua menerobos lampu lalu lintas, melakukan kebohongan pada orang lain di depan anak, atau hal lainnya, anak seolah diberi pembenaran bahwa ia pun boleh melakukannya.
Kenapa Bohong, Nak?
Berikut beberapa alasan penyebab Si Kecil berbohong.
1 Menunjukkan Identitas
Dorongan dari lingkungan bisa saja membuat buah hati berbohong untuk diterima di lingkungan tersebut.
2 Mendapat Perhatian