Hero's Coulture, Koleksi Busana Androgyny Berbahan Tapis dari Priyo Oktaviano
Koleksi ini dilansir dalam fashion parade "Edgy Philosophy" pada hari ketiga Indonesia Fashion Week 2014, Sabtu (22/1/2014).
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM - Sukses menampilkan "Galore", koleksi busana berbahan tapis Lampung bernuansa baroque, di Dewi Fashion Knight Jakarta Fashion Week (JFW) 2014, November lalu, Priyo Oktaviano kembali mengangkat material yang sama untuk koleksinya terbarunya yang bertajuk "Hero’s Coulture"
Koleksi ini dilansir dalam fashion parade "Edgy Philosophy" pada hari ketiga Indonesia Fashion Week 2014, Sabtu (22/1/2014).
Terinspirasi dari heroisme karakter animasi Robot Gundam dan adrenalin yang dipicu dari olahraga balap motor, kali ini Priyo mengolah kain tapis menjadi busana bernuansa androgyny, sporty, dan sarat akan unsur maskulinitas.
Memetakan secara fisik dua inspirasi utama itu, Priyo mengabadikan relief konstruksi tubuh Robot Gundam dan pola kelokan arena sirkuit olahraga balap motor pada kain Tapis Lampung yang ia gunakan sebagai material utama dalam koleksinya.
Kain Tapis Lampung yang sejak dahulu menjadi simbol kehormatan masyarakat Lampung dirasakan Priyo akan sangat pas membingkai konsep Robot Gundam yang heroik.
Maka hadirlah 20 look yang terdiri 10 look busana pria dan wanita yang didominasi pilihan Jaket bercapuchon, celana panjang, kemeja, atasan tanpa lengan, bermuda, hingga boxy jacket dan jumpsuit dalam palet emas, hitam, dan merah yang terinspirasi dari busana para atlet balap motor.
Di balik itu, ada kesan glamor tercipta lewat benang-benang emas yang merupakan ciri khas utama tapis selain dari teksturnya yang timbul.
Selain itu, cara pembuatan tapis yang begitu kompleks - menggunakan alat tenun gedokan dan teknik sulam (cucuk) - membuat Hero’s Coulture terasa begitu eksklusif.
“Hero’s Coulture” dari Priyo sekali lagi menjadi bukti keluwesan wastra tradisional untuk diolah menjadi pilihan busana yang kekinian. Tak hanya batik saja, tetapi juga tenun, songket, atau material lainnya.