Asyiknya Berbelanja di Supermarket Chanel
Suasana belanja diusung di panggung peragaan busana Chanel koleksi musim gugur-dingin 2014, Selasa (4/3/2014), di Grand Palais
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Seorang perempuan muda berperawakan menarik tampak kebingungan mencari sebuah barang yang dipajang di rak-rak tinggi sebuah pasar swalayan. Ia berbalutkan setelan tweed merah muda dan menenteng keranjang yang berhiasakan rantai tas khas Chanel.
Lalu menyusul perempuan lainnya mengenakan busana berbahan sama namun dalam potongan yang berbeda. Di lorong lain, tampak sesosok perempuan berjalan bak peragawati di runway.
Begitulah suasana panggung peragaan busana Chanel koleksi musim gugur-dingin 2014, Selasa (4/3/2014), di Grand Palais, yang dihelat dalam rangkaian Paris Fashion Week (PFW).
Peragaan busana Chanel selalu menjadi daya tarik tersendiri dalam setiap penyelenggaraan PFW.
Berbeda dari desainer lainnya, Karl Lagerferld, sang creative director rumah mode Perancis itu, selalu mempresentasikan rancangannya dalam sebuah peragaan busana yang spektakuler, magis, dan kaya akan fantasi.
Setelah membawa singa raksasa, turbin burukuran asli ke dalam Grand Palais, kali ini Karl menyulap tempat favoritnya itu menjadi sebuah pasar swalayan besar yang ia namakan "Chanel Shopping Center".
Semua produk yang "dijual", mulai dari makanan, minuman, hingga deterjen, berlabelkan nama-nama yang identik dengan rumah mode besutan Coco Chanel itu.
Misal "Tweed cola", lalu wine yang dilabeli "Maison Gabrielle", atau roti berlogokan "CC".
"Kemewahan seharusnya dipakai laiknya Anda pergi ke pasar swalayan. Ini adalah pop art abad ke-21," ujar Karl tentang konsep peragaan busananya, seperti dikutip Tribunnews.com dari kantor berita Associated Press.
Untuk musim dingin tahun ini, Karl banyak bermain dengan warna-warna cerah.
Desainer berdarah Jerman ini menghadirkan pilihan busana dengan penekanan pada bahu yang bervolume, atasan yang mengekspos bagian bawah dada hingga ke pinggu, dengan sentuhan 80an.
Hadirnya jumpsuit berbahan tweed, lalu coat bermotif grafis dalam warna-warna cerah membuat koleksi ini terasa lebih muda dan urban.
Karl tak begitu memusingkan rancangannya itu terlalu bergaya anak muda bagi pelanggan-pelanggannya yang umurnya jauh lebih matang.
"Di masa sekarang, tak ada lagi standar umur untuk tampil muda. Semakin tua seorang perempuan, semakin muda ia ingin terlihat," katanya. (Tribun Jakarta/Daniel Ngantung)