Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Lima Mitos Soal Stres

Stres membuat kita semakin kuat dan terlatih untuk mencari solusi dari masalah yang terjadi.Jadi, apa saja mitos tentang stres?

Editor: Ade Mayasanto
zoom-in Lima Mitos Soal Stres
Istimewa/@berthasekunda
Psikolog Bertha Sekunda 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam kegiatan kita sehari-hari, masalah sudah menjadi bagian dari hidup kita. Tinggal apakah kita bisa survive dalam menghadapi masalah tersebut atau malah berlarut-larut merasakan suasana tertekan. Sebenarnya tidak semua stres itu buruk. Stres adalah salah satu hal yang membuat kita semakin kuat dan terlatih untuk mencari solusi dari masalah yang terjadi. Yang paling penting adalah kita mampu mengatasi stres tersebut, mengusirnya agar kita bisa lebih memahami akar masalah yang terjadi dan kemudian mengambil langkah untuk melawan stres tersebut.

Jadi, apa saja mitos tentang stres?

Mitos pertama, stres adalah hal yang selalu buruk. Kalau ada yang mengatakan bahwa kadar stres nol persen membuat kita bahagia dan sehat, hal ini adalah salah. Stres adalah kondisi manusiawi yang bisa digambarkan bagaikan tegangan senar biola, yang jika terlalu kendor, maka suaranya terlalu membosankan dan tidak enak didengar. Jika tegangan senar terlalu kencang, maka suaranya akan berdecit dan melengking. Stres bisa membahayakan atau justru menjadi bumbu-bumbu dalam hidup kita.Tergantung dari bagaimana kita mengelola stres tersebut. Mengelola stres dengan baik membuat kita lebih produktif dan bahagia dan sebaliknya jika kita salah dalam mengelola stres maka hal ini menimbulkan penyakit bagi kita atau bahkan membahayakan kesehatan jiwa kita.

Mitos kedua, pemicu stres adalah sama bagi semua orang. Pemicu stres bagi tiap individu ituberbeda-beda. Apa yang membuat stres bagi seseorang, belum tentu membuat stres bagi orang yang lain. Karena setiap individu merespon masalah dengan cara yang berbeda. Sehingga, meski masalah yang berat sama-sama menimpa pada semua orang, namun belum tentu semua orang tersebut merasa stres.

Mitos ketiga, stres tidak bisa diatasi. Tidak demikian. Anda bisa merencanakan kehidupan Anda, sehingga stres tidak mampu menguasai diri Anda. Perencanaan yang efektif dalam mengelola stres bisa dicoba dengan cara:

Pertama, menyusun skala prioritas. Kedua, menguraikan masalah sehingga bisa mengetahui akar masalahnya. Ketiga, menyelesaikan masalah yang cenderung paling mudah diselesaikan dulu. Dan keempat, menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Karena ketika stres tidak dapat dikelola dengan baik, maka masalah tidak akan selesai karena tidak ada logika yang membantu menguraikan benang kusut tersebut.

Mitos keempat, kalau tidak nampak gejala stres, maka tidak ada stres. Tidak munculnya gejala stres seperti sedih, murung, menyendiri, marah-marah, bukan berarti kondisi seseorang sedang tidak mengalami stres. Kadang seseorang berusaha menutupi dengan cara apapun, misalnyaobat-obatan, sikap yang tidak tulus atau menunjukkan rasa senang yang ternyata kamuflase.Namun hal ini sebenarnya hanya membohongi diri sendiri sementara waktu dan malah dapat mencabut sinyal yang anda butuhkan untuk menyadari adanya masalah yang perlu diselesaikan dalam diri anda. Tidak perlu menutup-nutupi rasa tegang dan cemas yang anda rasakan, namun galilah sendiri penyebabnya dan hadapi dengan berani.

BERITA TERKAIT

Mitos kelima, teknik yang paling populer untuk mengurangi stres adalah teknik yang terbaik. Percayalah, tidak demikian adanya.Tidak ada teknik universal yang bisa mengurangi stres. Setiap individu berbeda, dengan kehidupan yang berbeda, budaya yang berbeda, tumbuh kembang dengan situasi yang berbeda, kondisi kemampuan yang berbeda dan reaksi terhadap masalah yang berbeda. Hanya program yang komprehensif yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan individu, yang dapat bekerja secara optimal.

Nah, jadi sesungguhnya, stres itu biasa. Yang tidak biasa adalah jika stres terjadi berlarut-larut dan kita tidak bisa mengatasi stres, sehingga menganggap stres menjadi penyakit yang susah untuk disembuhkan. Yakinlah bahwa setiap inividu dilahirkan berbeda, dan bahwa individu diberi kemampuan dalam menghadapi tekanan dengan cara yang berbeda. Tekanan dalam kehidupan ini justru melatih dan mengasah daya survival kita dalam mengelola diri.

Segera kirim pertanyaan Anda tentang topik pojok curhat kepada Bertha Sekunda dengan mengisi komentar di bawah ini. Nantikan jawaban pertanyaan Anda di situs ini. (@berthasekunda)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas