Mematok Legenda Bakpia Pathuk Yogyakarta
Salah satu merek bakpia yang sudah melegenda adalah Bakpia Pathok 25.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.YOGYAKARTA. Bakpia pathok sudah begitu terkenal sebagai ikon oleh-oleh khas Yogyakarta. Salah satu merek bakpia yang sudah melegenda adalah Bakpia Pathok 25.
Usaha produksi bakpia ini sudah dijalankan turun temurun sejak tahun 1948. Angka 25 yang diambil dari nomor rumah si pemilik, mulai digunakan sebagai bagian merek dagang sejak 1980. Setelah itu muncul produsen bakpia lainnya dengan merek dagang nomor lain.
Usaha yang dirintis oleh Tan Aris Nio ini sekarang sudah diwariskan kepada anaknya Arlen Sanjaya. Beberapa waktu lalu KONTAN mendapat kesempatan untuk mengunjungi sentra produksi bakpia yang terletak di Jl AIP II KS Tubun NG I/504, Desa Pathuk, Yogyakarta. Lokasi ini persis di belakang Jalan Malioboro, Yogyakarta.
Pengunjung yang datang bisa dengan bebas melihat-lihat pabrik tempat produksi bakpia ini. Harti, staf pemasaran Bakpia Pathok 25 mengatakan, menjadikan pabrik pengolahan sebagai tempat wisata bagi para pengujung merupakan salah satu cara menarik konsumen berbelanja buah tangan.
Terlihat para pegawai yang berjumlah sekitar 100 orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang sibuk mengaduk bahan baku, mencetak hingga memanggang bakpia. "Pengunjung juga bisa mencicipi bakpia masih dalam keadaan hangat," kata dia.
Bakpia Pathok 25 dijual dengan rasa seperti rasa original kacang hijau, keju, cokelat, nanas, durian, ubi ungu, dan kacang merah. Harga jual antara Rp 30.000-Rp 35.000 per kotak.
Harti bilang, produksi bakpia bisa meningkat pesat ketika musim liburan tiba, seperti Lebaran dan Tahun Baru. Pada saat itu produksi bisa mencapai 1.000 kotak per hari. Pada saat itu, karyawan yang dipekerjakan pun bertambah hingga 200 orang. "Penjualan bisa meningkat 30% dari bulan-bulan biasa," ujarnya.
Konsumen yang datang banyak berasal dari wisatawan domestik seperti dari Jakarta, Bandung, Bogor dan banyak lagi. Turis mancanegara pun kerap menyambangi tempat ini seperti dari Belanda, Malaysia dan AS. Banyak juga perusahaan yang wisata ke tempat produksi bakpia ini dengan menggunakan bus untuk melihat proses pembuatan bakpia secara langsung.
Heri Murjani, penjual oleh-oleh khas Yogyakarta lewat toko online bakpia-khasjogja.blogspot.com mengatakan, penjualan bakpia lebih ramai ketimbang camilan khas Yogyakarta lainnya. Dia biasanya bisa menjual enam bungkus bakpia per hari.
Untuk Bakpia Pathok 25, Heri menjualnya berkisar Rp 35.000 hingga Rp 40.000 per kotak. Dia mengambil untung usaha Rp 5.000 per bungkus. "Omzet total penjualan oleh-oleh sekitar Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per bulan," kata Heri.
Selain berjualan lewat toko online, Heri terkadang menerima pesanan dari wisatawan untuk mengantarkan produk oleh-oleh ke hotel-hotel tempat mereka menginap.(KONTAN/ Izzatul Mazidah, Rizki Caturini)