Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

William Wongso Perkenalkan Kuliner Indonesia di Amerika

Murid di sekolah kuliner L’Academie De Cuisine yang berlokasi di Washington, D.C. nampak terkesima melihat proses pembuatan rendang khas Padang

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in William Wongso Perkenalkan Kuliner Indonesia di Amerika
VOA/Dok William Wongso
Pakar kuliner William Wongso (kiri) bersama kru VOA dan para mkaurid sekolah kuliner L`Academie De Cuisine di Washington, D.C. 

“Contohnya kalau (orang) Vietnam, mereka itu kalau migrasi berbondong-bondong membentuk suatu perkampungan Vietnam di mana-mana. Sehingga mereka sendiri menuntut cita rasa asli dari makanan mereka,” jelas chef William.

“Nah, karena komunitasnya besar, seperti di kota San Jose (California) saja 350 ribu masyarakat Vietnam di San Jose, bayangkan potensi ekspor bahan-bahan baku Vietnam itu luar biasa besarnya. Sehingga itu nanti terjadi suatu interaksi, antara masyarakat Vietnam dan masyarakat lokal, ada yang mungkin pacaran, ataupun dibawa ke rumah, dikasih makanan, jadi terus itu rolling ‘domino-effect’nya luar biasa. Dan satu yang luar biasa, bahwa mereka tetap menyebut makanan mereka itu dengan nama mereka, tidak merubah namanya: Bahn-Mi ya Bahn-Mi, Pho ya Pho, atau Chao huyet, itu mereka pertahankan, nah ini yang harus kita pelajari,” lanjut chef William.

Chef William berharap untuk ke depannya akan ada menu masakan Indonesia dalam daftar menu restoran-restoran di luar negeri. “Saya ingin nanti suatu saat mungkin ada Rendang masuk di (menu) atau Sop Buntut, atau Nasi Goreng. Kalau itu terjadi berarti awareness itu ada, sekarang itu kita musti gencar menciptakan awareness,” papar chef William.

Menurutnya lagi Indonesia juga harus siap dalam menyediakan berbagai bumbu berkualitas yang bisa diekspor, jika memang akan terjadi pengembangan restoran Indonesia di luar negeri.

Mengakhiri obrolan dengan VOA, chef William berperan kepada para calon chef di Indonesia agar benar-benar menguasai masakan Indonesia, terutama jika ingin memperkenalkannya ke mata dunia.

“Apa yang kita ajarkan, apa yang kita bawa harus se-authentic mungkin.”(VOA/Ariono Arifin)

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas