Berkutang dan Rok Mini Jurus Ampuh Gadis-gadis Ini Jualan Snack
Menjual snack dengan menggunakan pakaian minim mampu meningkatkan penghasilan para gadis di Taiwan
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah cewek dengan hanya memakai pakaian dalam menjajakan makanan ringan dengan sasaran utama adalah para sopir.
Apa yang mereka lakukan terbukti berhasil meningkatkan penjualan snack seperti kacang-kacangan dan makanan ringan lainnya kepada sejumlah pengemudi yang melewati mereka.
Menjual snack dengan menggunakan pakaian minim mampu meningkatkan penghasilan para gadis di Taiwan.
Jadi, jangan salah sangka, mereka jelas bukan Pekerja Seks Komersial (PSK), mereka semuanya adalah
gadis yang bekerja untuk menjual snack, bukan tubuh mereka. Biasanya, konsumen mereka adalah sopir truk dan sopir taksi.
Makanan ringan khusus itu mempunyai efek seperti kalau kita minum enam cangkir kopi untuk menahan kantuk.
Para gadis yang menjual makanan ringan itu sempat disangka sebagai wanita penjaja seks karena mereka diletakkan di dalam sebuah ruangan tembus pandang, layaknya pekerja seks komersial (PSK).
Namanya Betel nut booths, di mana penjualnya memang memamerkan tubuh seksi mereka, sehingga banyak sopir yang mau membeli apa yang dijual oleh para gadis tersebut.
Mereka memakai pakaian mini Donning dan skyscraper heels. Mereka tersebar di sebanyak 60.000 booth di Taiwan.
Sebulan, seorang pekerja penjualan dengan cara demikian bisa meraup 40,000 dolar Taiwan atau setara dengan £ 790.
Meski memakai pakaian minim dan seksi, mereka bukan Wanita Tuna Susila (WTS), tapi penjaja snack di booth khusus di Taiwan.
Cara unik ini terbukti menyedot banyak perhatian dan bisa menjadi obyek turisme. Apa yang terjadi itu sebenarnya mengubah cara pandang sebagian publik terkait dengan wanita dan biasanya terkait dengan seks.
Menurut seniman Wu Chung-hua, general director di Taiwan Women's Art Association, yang menghabiskan 10 tahun waktu untuk melakukan penelitian terhadap wanita cantik penjual betel nut yang pada intinya merupakan bentuk pemberdayaan dan memberikan penghasilan sangat memadai untuk para wanita tersebut tanpa harus menjajakan diri mereka.
"Pekerjaanku adalah untuk mendokumentasikan para wanita ini tanpa melakukan penghakiman terkait dengan moralitas, katanya kepada Taipei Times, dikutip Daily Mail, Rabu (23/9/2015).
"Selama ini, kaum pria mengontrol wanita khususnya untuk kepentingan seks dan birahi, tapi apa yang dilakukan para wanita ini menunjukkan, kaum wanita sudah mengetahui bagaimana kekuatan tubuh mereka untuk dipakai dalam melakukan pekerjaan," katanya.