Bikin Rencana Keuangan, Jangan Tunggu Saldo Gaji Nol
Saldo gaji nol baru bikin rencana keuangan? Kuno! Sekarang waktunya bikin rencana keuangan saat gajian baru tiba. Kenapa?
Penulis: Sponsored Content
TRIBUNNEWS.COM – Beberapa orang baru menyiapkan rencana keuangan jika sudah terdesak. Misalnya saat terbebani utang besar, pinjaman yang harus dilunasi, atau tagihan kartu kredit yang harus dibayar segera.
Padahal, rencana keuangan sebaiknya disiapkan saat hari gajian baru tiba. Jangan tunggu saldo gaji di rekening menjadi nol, baru menyiapkan rencana keuangan. Kenapa?
Selain tidak maksimal karena dihinggapi suasana panik, perencanaan keuangan yang baru dilakukan saat terdesak juga kurang baik bagi kesehatan finansial di masa depan.
Biasanya, perencanaan keuangan yang reaksioner seperti itu hanya akan membuat “gali lubang-tutup lubang” dilakukan. Rencana besar untuk sukses dalam hal gaji dan keuangan tidak akan dipunyai oleh Anda. Mimpi meraih masa depan yang sukses pun kurang terukur dengan pasti.
Namun, jika sudah bicara soal mengatur rencana keuangan, biasanya banyak orang mengaku kebingungan.
Pertanyaan yang kerap kali terdengar adalah, “Hal pertama apa yang harus dilakukan oleh saya?” atau “Dari mana sebaiknya saya memulai?” Dan pertanyaan-peranyaan lain yang serupa.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan itu pun tidak selamanya mudah. Pasalnya banyak cara yang bisa dilakukan sesuai kondisi dan karakter pengeluaran seseorang.
Namun, pada dasarnya, ada pedoman umum yang mudah dilakukan agar memiliki perencanaan keuangan yang sehat.
Pertama, Anda bisa bisa memulainya dari membuat arus cashflow (arus kas) yang sempurna. Dana sehari-hari yang masuk dan keluar tiap bulannya bisa dicatat secara rutin dan rinci.
Komponen utama pemasukan yang penting dicatat adalah gaji bulanan dan hasil investasi, baik berupa reksadana, emas, atau deposito. Pencatatan pemasukan tersebut menjadi modal dasar bagi Anda untuk memiliki perencanaan keuangan yang baik.
Setelah pemasukan, komponen pengeluaran pun bisa dicatat pula. Bedanya, komponen pengeluaran ini bisa dibedakan menjadi tiga jenis.
Pertama, pengeluaran rutin tetap. Jenis ini meliputi pengeluaran tiap bulan yang memiliki nilai sama. Misalnya cicilan rumah, mobil, atau premi asuransi.
Kedua, pengeluaran rutin tidak tetap. Jenis pengeluaran ini meliputi pengeluaran tiap bulan yang jumlahnya selalu berubah. Tagihan telepon, kartu kredit, pulsa smartphone, uang transportasi, sekolah anak, hingga uang kiriman pada orangtua termasuk pengeluaran rutin tidak tetap.
Ketiga, pengeluaran tidak rutin. Jenis ini meliputi pengeluaran yang tidak selalu ada setiap bulan. Hal yang masuk dalam jenis pengeluaran ini adalah biaya belanja, rumah sakit, hangout, dan sebagainya.
Setelah ketiga jenis pengeluaran tersebut tercatat rinci, Anda akan mengetahui pos pengeluaran mana saja yang menyedot banyak pemasukan per bulan.
Dengan kata lain, Anda belajar mulai berhemat dengan efektif dan efisien, karena mengetahui pasti uang dalam dompet digunakan untuk apa saja.
Setelah cashflow telah sempurna, Anda bisa mengetahui kondisi keuangan per bulannya. Apakah sudah sehat atau belum? Pasalnya, beberapa orang belum bisa menerima fakta jika kondisi keuangannya belum baik untuk kesehatan finansial di masa depan.
Jika mengalami kondisi demikian, tidak perlu khawatir atau panik. Anda tetap bisa mengatur perencanaan keuangan dengan baik. Satu langkah yang bisa dilakukan: mulai hemat pengeluaran dengan berkaca pada cashflow yang telah dibuat sebelumnya.
Dengan membaca cashflow yang akurat, Anda akan menemukan “sumber kebocoran” dari ketiga jenis pos pengeluaran yang telah dicatat.
Misalnya Anda menemukan biaya belanja dan hura-hura terlalu besar setiap bulannya. Anda bisa mulai menghilangkannya dengan mengurangi frekuensinya per bulan.
Atau jika pos pengeluaran untuk biaya transportasi dirasa terlalu boros. Anda bisa memikirkan cara alternatifnya yang lebih hemat. Misalnya dengan naik angkutan umum, motor, atau bahkan bergantian membawa kendaraan bersama rekan kerja.
Penghematan yang dilakukan berdasar cashflow tersebut sangat berguna mengetahui seberapa besar daya konsumsi yang dilakukan lewat gaji tiap bulan.
Jika berbagai penghematan telah dilakukan, tapi Anda masih merasa kurang dan tetap harus “tambal-sulam”, barangkali sudah waktunya memikirkan penghasilan dan gaji yang lebih baik.
Caranya pun tidak sulit. Anda bisa mencoba fitur Salary Benchmark yang disediakan karir.com. Di sana Anda akan mengetahui pasaran gaji sesuai profesi yang diemban, lama pengalaman, serta industri karir yang telah dipilih sejauh ini.
Selain membuat lebih mengetahui kondisi pasaran gaji di luar sana, Anda pun bisa mengukur diri dalam hal perencanaan keuangan berbasis gaji. Bahkan, informasi gaji yang didapat bisa menjadi tolak ukur untuk membuat rencana keuangan jangka panjang.
Nah, sudah siap membuat perencanaan keuangan yang rapi tiap bulannya saat menerima gaji? Jangan lupa selalu utamakan kebutuhan dibanding keinginan. Meski sepintas terasa sama, tapi dua hal tersebut sebenarnya sangat berbeda. (advertorial)