Akhir Menyedihkan si Anak Durhaka Beli Daging Babi untuk Buka Puasa Ibunda
Seorang pemuda berusia sekita 30an tahun menjerit-jerit seorang diri di rumahnya saat menjelang waktu maghrib.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Saat ini memang bukan Bulan Ramadan, namun kisah ini hendaknya manjadi pembelajaran bagi semua.
Hakikinya tiap anak harus berbakti dan menghormati kedua orangtua namun mendengar kisah ini hati pasti tergetar, demikian tega perilaku si anak pada ibunya.
Dilansir Siakapkeli, kisah seorang anak di Klantan, Malaysia yang memberikan daging babi kepada kedua orangtuanya untuk berbuka puasa adalah sebuah kejadian yang sangat menyentuh relung hati sebagai seorang muslim.
Sekitar awal tahun 90-an, seorang pemuda berusia sekita 30an tahun menjerit-jerit seorang diri di rumahnya saat menjelang waktu maghrib, terutama di bulan Ramadan.
Dia meraung setiap hari bagaikan orang yang tengah mengalami penyiksaan.
Akhirnya ia dibawa ke seorang tokoh agama setempat untuk diobati.
Setibanya dihadapan sang ustaz, pemuda itu kemudian menceritakan satu peristiwa menyayat hati.
Ceritanya beberapa tahun sebelum itu dia tinggal dengan Ibunya. Dia mengaku kalau ia adalah anak yang nakal dan suka melawan dan menghardik orangtuanya dan menolak saat diajak melaksanakan salat.
Suatu hari Ibunya meminta dia membelikan makanan untuk berbuka puasa saat itu si anak yang tengah tidur merasa kesal.
Setelah berulang kali diperintah, si pemuda menuruti kemauan ibunya dengaan perasaan kesal.
Di tengah pembicaraan si pemuda terdiam dan menangis dan melanjutkan ceritanya.
"Pak ustaz saya waktu itu sangat kesal disuruh beli lauk untuk berbuka puasa, saking kesalnya saya belikan makanan yang mengandung daging babi, pernah juga saya belikan daging ular,"ungkap si pemuda.
Dan saat ditanya ibunya soal daging yang ada pada makanan tersebut ia menjawab daging sapi.
"Perbuatan itu saya lakukan saat bulan puasa ustaz, saya berdosa sekali ustaz," sesal si pemuda.