TRIBUNNEWSA.COM, SURABAYA - Kuliner satu ini sudah tak asing lagi. Hampir di semua kota kuliner bernama lumpia atau lunpia ini ada.

Namun hanya di Kota Semarang lumpia ini dikenal sebagai kuliner khas sudah turun temurun.

Karena kekhasannya itulah membuat Kota Semarang mendapat julukan sebagai kota lumpia.

Dan itu pula berlaku di daerah manapun lumpia ini dijajakan pastinya ada embel-embel Lulampia Semarang.

Lumpia sudah sangat kental dengan Kota Semarang. Lumpiasendiri adalah sejenis makanan berisi udang, rebung, ayam, atau telur dengan dibungkus adonan yang bisa disajikan digoreng atau basah. Pada dasarnyayang membedakan adalah kulit lumpianya.

Di Semarang banyak toko oleh-oleh atau penjual yang secara khusus menjual lumpia.
Salah satu tempat jujugan pencinta kuliner ini adalah lumpia Pak Edy yang secara turun temurun berjualan di dekat RS ElisabethSemarang.

Lokasinya dekat dengan RS Elisabeth, sebagian pelangganya menyebutnya lumpia Elisabeth.

"Sudah puluhan tahun beli oleh-oleh lumpia di Elisabeth," kata Dian salah satu pelangganya.

Meski banyak toko oleh-oleh di Semarang yang menyediakan lumpia, warung Loenpia Pak Edy ini masih menjadi langganan setianya.

Satu biji lumpian di Loenpia Pak Edy dibanderol seharga Rp 11.000 . Harga ini termasuk harga kategori sedang. Karena di tempat lain ada yang menjual hingga Rp.17.000 bahkah lebih per bijinya.

Meski begitu lumpia Pak Edy di Elisabeth ini tetap enak dinikmati di tempat atau untuk oleh-oleh.

Rasa khas racikan rebung dan daging serta adonan pembungkusnya yang pas membuat Loenpia Pak Edy di dekat RS Elisabeth ini kerap habis lebih awal.

Di Semarang sendiri ada yang menyebutnya oleh-oleh ini dengan awalan "lum pia" ada juga menyebutnya "lun pia".

Keduanya benar, "lum atau lun" berarti lembut atau lunak. Sedang "pia" sendiri berasal dari dialek Hokkian (Tionghoa) yang berarti kue.

Menilik sejarah lumpia, jenis makanan ini bisa ditemukan di beberapa negara Asia seperti Tiongkok, Vietnam, dan Filipina, tentunya dengan nama dan adonan yang berbeda-beda.

Di Semarang konon lumpia adalah kuliner perpaduan Tiongkok-Indonesia.

Lepas dari sejarah, yang pasti lumpia menjadi salah satu kuliner khas Indonesia yang selalu membuat kangen dan tak akan pernah ada rasa bosan saat menikmatinya.