Cerita Amalia Prabowo, Ibu yang Berdamai Dengan Sang Putra yang Mengalami Disleksia
Bukan hal yang mudah bagi seorang ibu, berdamai dengan kenyataan bahwa anaknya tak memiliki karir akademik.
Penulis: Nurul Hanna
Editor: Anita K Wardhani
Aqil yang kini duduk di bangku kelas 7 National High Jakarta School memang menonjol di bidang seni rupa.
Menggambar menjadi terapi Aqil. Selain lebih mudah menangkap informasi dengan gambar, rutinitas Aqil juga tidak boleh putus.
"Aqil nggak boleh berhenti kebiasaannya. Menggambar pun Aqil punya waktu khusus. Misalnya hari ini jamnya dia sekolah, tapi dia justru mengikuti kegiatan lain dia langsung bingung. Dia juga nggak bisa ngafalin hari, dan nggak tahu dua hari lagi itu kapan," cerita Amalia.
Sang ibu lah yang akhirnya menguatkan Amalia, untuk akhirnya bangkit dan berdamai dengan kondisi Aqil.
"Ibu saya kuat, kakak saya luar biasa kuat. Jadi ketika ada anak yang berkebutuhan khusus maka yang harus bersiap-siap adalah keluarga besarnnya untuk memberi dukungan," tandas Amalia.
Kini, wanita yang bekerja sebagai CEO di Havas Worldwide Jakarta ini menemani Aqil untuk pergi hiking setiap Minggu. Hiking lah yang membantu Aqil memperpanjang konsentrasi.
"Aqil memang harus menjalani hiking setiap minggu agar memperpanjang konsentrasi dia. Kalau kita terlalu sibuk dia akan bilang nggak bisa mikir, baterainya sudah lemot," ujar Amalia.
Kisahnya ini kemudian dituangkan dalam buku dan film Wonderful Life. Filmnya akan tayang serantak di bioskop tanah ir, Kamis (13/10/2016).