Apa yang Harus Dilakukan Orangtua Jika Anak Dipukul Teman, Harus Balas atau Menghindar?
Pertengkaran antaranak wajar terjadi. Tetapi jika pertengkaran tak sekadar cekcok mulut, sudah melibatkan fisik, segera pisahkan anak.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Pertengkaran antaranak wajar terjadi. Tetapi jika pertengkaran tak sekadar cekcok mulut, sudah melibatkan fisik, segera pisahkan anak.
Setelah tenang, ajak mereka menyelesaikan konfliknya, arahkan bahwa pertengkaran fisik hanya akan saling menyakiti. Minta mereka berdamai, berjabat tangan, lalu bermain bersama kembali.
Kita juga perlu melihat, apakah anak lain memiliki permasalahan pada dirinya atau tidak. Umpama, si teman ternyata mengalami gangguan perilaku seperti hiperaktif.
Anak hiperaktif umumnya tak mampu mengontrol perilakunya. Selain sangat aktif, ia pun kerap menciptakan “keonaran” yang membuat resah teman-temannya.
Contoh, merebut barang, melompat-lompat di atas meja, berteriak-teriak, dan sebagainya.
Jika anak memiliki teman yang provokator, sering meledek sehingga memicu emosi dan diakhiri pertengkaran, kita perlu mempersiapkan mental anak. Begini cara menghadapi teman biang onar:
Tingkatkan percaya diri anak
Anak mungkin sering diledek, entah fisik seperti tubuh gendut, kulit hitam, kerempeng, rambut kribo, atau lainnya.
Tingkatkan rasa percaya diri anak dengan mengungkapkan kelebihannya, semisal, “Memang tubuhmu kerempeng, tapi kamu cerdas lo!” Percaya diri yang tinggi membuat anak tak mudah emosi, lebih santai menghadapi ejekan.
Tidak membalas
Meski anak direbut barangnya, dijambak, dipukul, atau ditendang, jangan memintanya untuk membalas, melainkan minta ia untuk menghindar atau mempertahankan diri.
Menjauhi teman yang memukulnya jauh lebih baik. Setelah itu, minta ia memaafkan si teman karena mungkin ia khilaf.
Buang perasaan dendam dan keinginan membalas karena siapa tahu anak yang memukulnya merasa bersalah dan ingin minta maaf serta ingin bersahabat kembali.
Minta pertolongan
Kita bisa mengajari anak untuk segera meminta pertolongan jika ada teman yang ingin menyakitinya. Jika terjadi di sekolah, bisa meminta tolong guru, sekuriti, atau orang lain yang lebih dewasa.
Jika terjadi di rumah, bisa minta pertolongan pengasuh, kakak, om, tante, dan lainnya. Minta anak mengungkapkan kejadian sebenarnya dan tidak dibuat-buat.
Atau, minta anak untuk menggunakan kalimat ancaman, misalnya dengan mengatakan kalau ia akan mengadukannya ke guru atau orangtua. Mungkin dengan ancaman tersebut, anak yang hendak memukul akan jera.