Buang-Buang Waktu Jadi Alasan Kuat Pengguna Tinggalkan Jejaring Sosial
12 negara menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat ingin meninggalkan jejaring sosial, karena dianggap membuang waktu.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan keamanan siber Kaspersky Lab* di 12 negara menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat ingin meninggalkan jejaring sosial, karena dianggap membuang waktu.
Menurut hasil survei, seseorang tetap menggunakan jejaring sosial seperti Facebook dan Instagram dikarenakan rasa takut kehilangan memori digital dan kontak dengan teman-temannya.
Bagaimana cara agar hubungan baik dengan teman-teman terus terjaga merupakan sebuah tantangan yang sulit untuk ditemukan solusinya, oleh karena itu Kaspersky Lab merancang sebuah solusi untuk membantu individu menyimpan kenangan digital mereka.
Sebuah aplikasi yang disebut FFForget, mampu mem-backup semua kenangan dari jejaring sosial yang digunakan dan menjaganya dalam wadah yang aman serta sudah dienkripsi.
Aplikasi ini diharapkan dapat memberikan kebebasan bagi seseorang untuk meninggalkan jejaring sosial kapan pun mereka inginkan, tanpa merasa kehilangan.
Penelitian sebelumnya telah menyoroti kecenderungan kuat individu untuk menggunakan perangkat digital sebagai bagian eksternal dalam memori mereka.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa seseorang tidak mampu menahan diri untuk tidak melihat percakapan di media sosial dan tidak meng-update status di ponsel mereka.
Namun, survei terbaru menunjukkan bahwa pengguna sebenarnya cukup kritis dan sadar terhadap diri mereka sendiri - 39% responden percaya bahwa mereka membuang-buang waktu di jejaring sosial.
Bahkan, hampir 78% menyatakan bahwa mereka sudah mempertimbangkan untuk meninggalkan jejaring sosial.
Meskipun ada kecenderungan untuk meninggalkan jejaring sosial, namun individu merasa ada keterpaksaan untuk tetap tinggal.
Sebagian besar (62%) percaya bahwa mereka akan kehilangan kontak dengan teman-temannya jika meninggalkan jejaring sosial.
Sebesar 21% responden tidak merasa khawatir dengan teman-teman mereka, tetapi takut tidak dapat mengembalikan kenangan digital seperti foto.
"Jejaring sosial dapat memberikan manfaat namun pada saat yang sama juga bisa membahayakan. Jika memang memberikan manfaat, maka hal itu tidak menjadi masalah. Kami percaya bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk menentukan platform yang ingin mereka gunakan atau meninggalkannya setiap saat. Kebebasan digital yang sesungguhnya bukanlah soal harus melakukan suatu pengorbanan. Kami ingin setiap orang mendapatkan kendali penuh yaitu mampu memiliki salinan yang telah dienkripsi untuk semua kenangan digital mereka setiap saat," tutur Evgeny Chereshnev, Head of Social Media di Kaspersky Lab.
"Dengan FFForget kami berusaha menciptakan solusi sehingga individu tidak perlu takut kehilangan memori karena akun yang diretas. Dan yang terpenting, seseorang tetap berhak untuk meninggalkan jejaring sosial setiap saat tanpa kehilangan apa yang menjadi milik mereka, yaitu kehidupan digital."
FFForget rencananya akan diluncurkan pada tahun 2017. Pengguna yang berminat dapat mendaftar di ffforget.kaspersky.com untuk memberikan umpan balik dan mempengaruhi ruang lingkup aplikasi.
Mereka juga akan mendapatkan update, wawasan dan akses awal untuk versi public beta jika sudah tersedia.