Tahu Diri Punya Kekurangan Fisik, Angkie Yudistia Ciptakan Kesempurnaan dengan Berbagi
Angkie Yudistia memang tak sempurna secara fisik.Fungsi indra pendengarnya terganggu ketika berusia 10 tahun.
Penulis: Regina Kunthi Rosary
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angkie Yudistia memang tak sempurna secara fisik.
Fungsi indra pendengarnya terganggu ketika berusia 10 tahun.
Namun, betapa menakjubkan bahwa ia justru menciptakan kesempurnaan dalam diri dengan cara berbagi.
"Aku tahu diri aku nggak sempurna. Tapi, aku menciptakan kesempurnaan itu dengan berbagi," ujar Angkie Yudistia kepada Tribunnews ketika ditemui baru-baru ini.
"Itulah yang bagaimana hidup ini bukan hanya untuk menemukan jati diri. Tapi, bagaimana menciptakan diri kita yang sebenarnya," lanjutnya.
Lebih mengagumkannya lagi, bukan berbagi materi seperti yang pada umumnya dilakukan, Angkie Yudistia justru berbagi "bekal" kepada para penyandang disabilitas seperti dirinya.
Ia tak sekadar membantu, lebih dari itu, memberdayakan mereka.
Menurut Angkie Yudistia, adalah mubazir tatkala dirinya telah "memperkaya" diri dengan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan relasi jika hanya untuk disimpan saja.
Alhasil, dengan berbagi, ibu beranak satu itu pun merasa sempurna dan dapat memaknai ketidaksempurnaan dalam dirinya.
"Dengan networking, ilmu pengetahuan, dan experience yang aku dapat, itu nggak ada apa-apanya kalau disimpan sendiri. Aku justru jadi merasa sempurna dengan berbagi. Aku pun lebih memaknai hidup, 'Oh, ya, aku tahu kenapa Tuhan menciptakan aku seperti ini,'" ucap Angkie Yudistia.
Sebelumnya, menerima dirinya sendiri yang memiliki keterbatasan amat sulit dilakukan Angkie Yudistia.
Untunglah, Angkie Yudistia kemudian mampu menerima dan mencintai dirinya dengan ikhlas sehingga dirinya mampu seperti sekarang ini.
"Untuk bisa terima diri aku sendiri aja butuh waktu 10 tahun. Selama itu aku berantem sama diri sendiri, berantem sama orang, di-bully sama orang, berantem sama orangtuaku, dan segala macam sampai depresi sendiri. Tapi, pada akhirnya, waktu yang menjawab bahwa sebenarnya, kalau kita bisa terima diri kita dengan ikhlas, kita jadi lebih sayang, ya, sama diri sendiri," tutur Angkie Yudistia.