Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Senyuman Bisa Jadi Kunci Perbaiki Kehidupan Sosial Kita, Kok Bisa?

Tak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik dan psikis serta mendatangkan pahala, tersenyum ternyata sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial kita.

BizzInsight
zoom-in Senyuman Bisa Jadi Kunci Perbaiki Kehidupan Sosial Kita, Kok Bisa?
dok. Garda Oto
Senyuman selalu bisa membawa kebahagiaan. 

TRIBUNNEWS.COM – Tak hanya sekedar bermanfaat bagi kesehatan fisik dan psikis serta mendatangkan pahala, tersenyum ternyata juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial kita.

Dibulan Ramadan ini misalnya, saat bertemu dengan kawan yang lama tidak berjumpa pada acara kumpul sekolah, tentu rasa canggung akan terasa diantara kalian.

Tapi setelah lama kelamaan mengobrol dan senyum mulai muncul di wajah kalian, tentu rasa canggung tersebut akan mulai hilang.

Tersenyum memang menjadi gerbang menuju keakraban, bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Dewi Matindas, salah satu dosen fakultas psikologi Universitas Indonesia, tersenyum merupakan pertanda awal bahwa seseorang siap dan terbuka untuk menerima orang lain.

Tidak hanya itu, dalam berinteraksi sosial, senyuman juga muncul saat kita melakukan kesalahan kepada orang lain.

Contohnya ketika kita telat menghadiri acara buka bersama dengan keluarga. Saat sampai di tempat tujuan dan melihat anggota keluarga yang lain, otomatis kita tersenyum dan meminta maaf kepada mereka karena terlambat.

Keluarga yang melihatnya pun tidak jadi marah kepada kita dan hanya mengingatkan kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

BERITA REKOMENDASI

Senyuman ini, menurut studi yang dilakukan oleh LaFrance dan Hecht  pada tahun 1995, dilakukan oleh orang-orang yang berbuat salah atau melanggar aturan. Senyuman adalah tindakan refleks yang mereka lakukan karena berharap dimaafkan atau diberi keringanan.

Selain itu, tersenyum bisa jadi respon terbaik ketika kita berbicara dengan orang lain. Semisal, saat teman menceritakan bahwa dirinya akhirnya bisa mudik setelah tiga tahun lamanya, tentu senyuman yang kita berikan menjadi tanda bahwa kita turut berbahagia dengan apa yang mereka rasakan.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh LaFrance pada tahun 1997, jika seseorang tidak tersenyum setelah mendengar kabar baik dari orang lain, maka mereka akan memiliki perasaan yang buruk dan tidak enak, serta dihantui oleh kemungkinan bahwa lawan bicara tidak peduli dan tidak bahagia akan kabar baik yang mereka rasakan.

Dari ketiga contoh di atas, dapat terlihat bahwa senyuman tidak hanya membawa manfaat bagi kesehatan dan mendatangkan pahala, tetapi juga bisa memunculkan perasaan-perasaan dan nilai-nilai positif dalam hubungan kita dengan orang lain.

Apalagi dibulan Ramadan ini, tentu saja senyuman bisa mendekatkan dan memperbaiki hubungan kita dengan keluarga, teman, dan orang lain.

Senyuman dari Para Manula di Panti Jompo.
Senyuman dari Para Manula di Panti Jompo. (dok.Garda Oto)

Perasaan dan nilai positif tersenyum inilah yang juga ingin ditularkan oleh kegiatan #BerkahSenyum oleh Garda Oto.

Melalui senyuman, kegiatan ini ingin mengajak kita untuk membahagiakan orang lain yang sulit berkumpul bersama keluarga, terutama mereka yang sudah nyaris sebatang kara seperti para manula di panti wreda.

Kegiatan ini juga mengajak masyarakat untuk turut berpatisipasi membantu para manula mendapatkan kebahagiaan di bulan Ramadan ini. Melalui media sosial instagram, kita bisa mengunggah foto dengan senyum terbaik, yang disertai caption menarik dan inspiratif.

Setiap 1 foto yang diunggah akan dikoversikan menjadi 1 paket bantuan untuk 1 manula di panti wreda.

Informasi lebih lanjut mengenai gerakan #BerkahSenyum, kamu bisa klik disini atau follow instagram @Garda.Oto.

Penulis: Firda Fitri Yanda

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas