Paparan Sinar Matahari Berlebih Bisa Picu Kanker Kulit
Sebagian hanya fokus pada perlindungan kulit wajah, padahal kulit tubuh juga perlu perlindungan karena mencakup area yang lebih luas
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sinar matahari memiliki berbagai manfaat bagi tubuh kita termasuk memperkuat pernapasan, aliran darah, stimulasi vitamin D, metabolisme tubuh, dan sistem kekebalan tubuh.
Namun paparan sinar matahari berlebih dapat memberikan efek negatif pada kulit yang tidak terlindungi seperti kulit terbakar, terasa kasar, penuaan dini, hingga kanker kulit.
Dr Srie Prihianti Gondokaryono, SpKK, PhD, FINSDV, FAADV, Sekretaris Umum dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) menyampaikan bagi perempuan, penampilan sangat penting dalam keseharian mereka akan tetapi masih banyak yang belum memahami besarnya peran tabir surya dalam melindungi kulit dari dampak sinar UVA dan UVB matahari.
"Sebagian hanya fokus pada perlindungan kulit wajah, padahal kulit tubuh juga perlu perlindungan karena mencakup area yang lebih luas. Perlindungan kulit tubuh secara rutin dengan dosis yang tepat penting untuk meminimalisasi kerusakan yang disebabkan paparan sinar matahari tersebut," katanya, Jumat (25/8/2017).
Dikatakannya, salah satu cara untuk memvisualisasikan area dan dosis perlindungan kulit tubuh adalah melalui visualisasi sinar Ultra Violet (UV) menggunakan UV Camera, semakin besar perlindungan yang digunakan, maka semakin terlihat hitam pekat di hasil foto.
Baca: Perokok Lebih Berpeluang Kena Kanker Kulit
UV camera mampu mengidentifikasi respon kulit terhadap paparan sinar matahari sebatas permukaan seperti dark spot, namun tidak dapat menginformasikan kesehatan kulit karena faktor internal seperti penuaan, kelembaban, kekencangan, dan perbedaan pigmentasi atau kulit belang.
"Faktor-faktor tersebut harus dianalisa dengan alat yang lebih spesifik seperti USG kulit, Mexameter atau Corneometer,” katanya.
Fakta ini mendorong Nevia meluncurkan kampanye #ILoveMyBody yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya perlindungan kulit tubuh yang tepat, sekaligus menganalisa foto hasil UV Camera terkait perlindungan.
#ILoveMyBody dikemas dalam berbagai kegiatan seperti UV Photo Exhibition, UV Camera Experience, serta konsultasi dengan dokter kulit dan nutrisionis yang berlangsung pada 22-27 Agustus 2017 di Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat.
Arum Nurhandayani, Junior Brand Manager, PT Beiersdorf Indonesia, mengatakan, pihaknya melibatkan Arbain Rambey akan menampilkan karya-karyanya menggunakan UV camera untuk memvisualisasikan tema ‘I Love My Body’ dalam UV Photo Exhibition yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan NIVEA #ILoveMyBody.
Baca: Penelitian Bintik Hitam pada Pisang Diharapkan Para Ahli Bisa Selamatkan Penderita Kanker Kulit
"Selain itu, kami juga berkolaborasi dengan Berrybenka meluncurkan koleksi khusus bertemakan “I Love My Body” yang tersedia mulai 22 Agustus hingga 22 September 2017," katanya.
Arbain Rambey mengatakan ada keunikan sekaligus tantangan dari UV Camera ini yakni harus memodifikasi dan menambahkan filter khusus agar bisa menangkap sinar Ultra violet (invisible light).
"Dengan menangkap sinar Ultra Violet, UV Camera merefleksikan sinar visible (mejikuhibiniu) sehingga warna gambar yang dihasilkan adalah hitam dan putih. Karena itulah di foto-foto yang menggunakan UV Camera, bagian tubuh yang terlindungi tabir surya akan terlihat lebih gelap," katanya.