Daftar Mitos Diet yang Keliru: Makan Malam Bikin Gemuk hingga Soal Kolesterol
Beberapa cara diet populer yang sering dilakukan ternyata tidak semuanya baik bagi kesehatan. Bahkan banyak yang dapat membahayakan tubuh
Editor: Malvyandie Haryadi
Tapi, jangan serta merta menghilangkan asupan karbohidrat sama sekali dari menu makan Anda.
Bagaimanapun juga, karbohidrat akan diolah menjadi energi yang dipakai tubuh untuk menjani segala fungsinya untuk membantu Anda beraktivitas tanpa hambatan.
Sejatinya, prinsip diet rendah karbohidrat bukanlah menghindari karbohidrat sama sekali, hanya menghindari asupan karbohidrat sederhana terlalu banyak.
Pada umumnya, orang dewasa yang sehat dianjurkan mengonsumsi karbohidrat sekitar 300-400 gram per hari. Saat menjalani diet, asupan karbohidrat dapat dikurangi setengahnya atau sekitar 150-200 gram. Terlalu sedikit asupan karbohidrat akan menurunkan metabolisme dan dapat menghilangkan massa otot.
Yang terpenting adalah jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh, bukan jumlah karbohidratnya.
Jadi apabila Anda sudah mengurangi asupan karbohidrat tetapi tidak mengurangi asupan lemak, maka jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh Anda tetap saja banyak dan dapat meningkatkan berat badan Anda.
Penurunan asupan karbohidrat juga harus diimbangi dengan asupan protein dan serat yang mencukupi.
Ganti asupan karbohidrat sederhana Anda (misal, nasi putih, roti putih, pasta terigu) dengan sumber karbohidrat kompleks dari gandum utuh.
Juga tukar sebagian besar jumlah karbohidrat yang dikurangi dengan mengonsumsi berbagai protein yang berasal dari daging, ikan, telur, serta kacang-kacangan. Untuk mempertahankan rasa kenyang, konsumsilah sayuran dan buah serta sumber lemak yang sehat dari olahan susu, minyak kelapa, dan mentega.
3. Makanan bebas lemak pasti baik bagi tubuh
Salah. Mengonsumsi makanan dengan label rendah lemak (low-fat) atau bebas lemak (fat-free) tidak bisa dijadikan kunci utama diet Anda. Pasalnya,makanan berlabel low-fat tidak selalu benar rendah lemak.
Kandungan lemak hewani asli pada makanan atau minuman ini telah diganti dengan lemak yang berasal dari tumbuhan, yang pada dasarnya berjenis lemak tidak jenuh.
Ketika lemak nabati melewati proses pengolahan, lemak ini akan terhidrogenasi yang mengubahnya menjadi lemak trans yang sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh.
Lemak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol dan risiko terkena penyakit jantung.