Serba Merah Saat Tahun Baru Imlek, Ternyata Ada Legenda Ini di Baliknya
Warna merah biasa digunakan untuk aksesori berupa lampion hingga busana pada perayaan Imlek.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Euforia Tahun Baru China atau Imlek sudah terasa beberapa hari sebelum 'hari H'.
Hal itu terlihat dari sudah banyaknya ornamen-ornamen warna merah menghiasi berbagai tempat umum, misalnya di mal atau taman.
Warna merah biasa digunakan untuk aksesori berupa lampion hingga busana pada perayaan Imlek.
Ternyata warna merah pada perayaan Imlek ini memiliki legenda.
Dilansir readerdiggest, kepopuleran warna merah bagi etnis Tionghoa ini berawal dari sebuah legenda Tiongkok tentang Nian atau seekor binatang buas yang meneror penduduk di desa di Tahun Baru dan suka memangsa hasil perkebunan, ternak bahkan anak-anak.
Baca: Hore, Kartu Multi Trip Tak Cuma untuk Naik KRL Lo! Bakal Bisa Buat Bayar TransJakarta Juga
Nian ini merupakan seekor banteng berkepala singa. Penduduk desa mengetahui bahwa Nian sangat takut pada api, kebisingan dan warna merah.
Oleh karena itu, warga desa pun mampu mengalahkan makhluk ini, dan sejak saat itu pula, warga menganggap bahwa merah adalah warna keberuntungan.
Dilansir wikipedia, dalam mitologi Tionghoa, nian adalah sejenis mahluk buas yang hidup di dasar laut atau di gunung.
Pada musim semi atau sekitar tahun baru Imlek, nian keluar dari persembunyiannya untuk mengganggu manusia, terutama anak-anak. Nian tidak menyukai bunyi-bunyian ribut dan warna merah.
Oleh sebab itu dalam tradisi Imlek, warga Tionghoa mengenakan pakaian dan mendekorasi peralatan dengan warna merah.
Membakar petasan dan mementaskan tarian singa (barongsai) untuk menakut-nakuti nian.
Ada juga warga yang menempelkan Duilian di kertas merah untuk mencegah Nian agar tidak kembali.
Kata tahun dalam bahasa Tionghoa juga memiliki karakter yang sama dengan nama nian. Istilah untuk menyebut hari raya Imlek, guo nian uga berarti mengusir atau melewati nian.
Nian juga dilambangkan dalam tarian barongsai.
Tarian singa atau barongsai adalah tarian yang mempertunjukkan keahlian bela diri dan akrobat, diketahui banyak orang sebagai nian untuk wilayah Tiongkok Selatan.
Di Tiongkok Utara, disebut Rui Shi dianggap anjing Fu.
(Banjarmasin Post)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.