Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Uang Mahar untuk Pernikahan Harganya Terus Naik, Ternyata Ini Penyebabnya

Pesta pernikahan besar-besaran ini bukan yang pertama terjadi, dan tentu saja bukan yang terakhir.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Uang Mahar untuk Pernikahan Harganya Terus Naik, Ternyata Ini Penyebabnya
Instagram
Foto dari akun Instagram Rina Gunawan yang mengorganisir berlangsungnya pesta 10 hari di Binuang yang menjadi perbincangan di media sosial. 

Peneliti Institute For Economic and Development Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, kenaikan harga komoditas sepanjang tahun 2017 menjadi salah satu penyebab kemewahan pesta-pesta pernikahan ini.

"Kekayaan pengusaha di sektor ekstraktif, seperti pertambangan batubara dan kelapa sawit memang sedang naik," kata Bima saat dihubungi BBC Indonesia.

Harga komoditas sepanjang tahun 2017 naik cukup signifikan, sehingga kekayaan para pengusaha di sektor tersebut otomatis meningkat.

Menurut Bhima, kemewahan dalam pesta pernikahan tersebut bukan berarti naiknya tingkat ekonomi masyarakat.

Kenaikan pendapatan hanya dirasakan oleh 20% kelompok pengeluaran teratas.

"Pengusaha kaya pamer, sementara kelas bawah kenaikan pendapatannya tak signifikan. Dampaknya justru ketimpangan sosial yang makin lebar di luar Jawa," kata dia.

"Jangan sampai kelas bawah ikut-ikutan, menggelar pesta di luar kemampuannya sampai terpaksa berutang. Jadinya malah makin terjebak dalam siklus kemiskinan," kata Bhima.

Berita Rekomendasi

CEO Bridestory, Kevin Mintaraga, menjelaskan bahwa memang ada peningkatan anggaran pernikahan di daerah-daerah di luar Jakarta.

"Ada pertumbuhan yang signifikan di daerah-daerah, di mana mereka makin bisa berekspresi dan mengeluarkan lebih banyak uang untuk pernikahannya," kata Kevin saat dihubungi BBC Indonesia, Senin (19/02).

Faktor-faktor yang menyebabkan belanja pernikahan yang makin meningkat itu antara lain disebabkan peran teknologi.

Adanya media sosial membuat tren-tren pernikahan lekas menyebar ke daerah-daerah. "Ada peer pressure dan persaingan, sehingga setiap pengantin ingin pernikahannya menjadi yang paling sempurna," kata dia.

Meski demikian, menurut Kevin, pernikahan di luar Jakarta lebih mengikuti adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut.

"Tapi mereka lebih pintar menggabungkan unsur-unsur modern dalam kulturnya masing-masing," kata Kevin.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas