Tiga Desainer Indonesia Siap Bawa Batik ke Panggung Dunia
Oscar Lawalata menggagas sebuah ide agar batik kembali berajang di pameran Internasional 'Batik for The World' yang digelar di UNESCO House.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak dikukuhkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya bukan benda pada 2 Oktober 2009, batik telah menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia.
Batik berkembang menjadi tren fesyen di tanah air.
Eksistensinya tinggi, bahkan ditetapkan sebagai kostum nasional Indonesia.
Kain dan motif batik tak jarang terlihat pada acara formal maupun kasual.
Batik telah mendapatkan porsi istimewa di hati warga Indonesia.
Hanya saja, memberdayakan dan melestarikan batik di kancah Internasional merupakan suatu tantangan tersendiri.
Rasanya sayang jika keindahan batik hanya dinikmati oleh warga Indonesia.
Berangkat dari pemikiram tersebut, desainer Oscar Lawalata menggagas sebuah ide agar batik kembali berajang di pameran Internasional 'Batik for The World' yang digelar di UNESCO House, Head Quarter Paris, Perancis, pada 6-12 Juni 2018.
"Kita semua kenal batik, dari kain yang lain industrinya mungkin paling pesat. Kita juga sudah dihargai dunia, dan kita berdayakan terus, batik itu berkembang dari tradisional sampai kontemporer. Kita Indonesia pun bangga untuk itu, tapi itu baru di Indonesia. Bangsa dunia belum tahu akhirnya saya ingin bawa ke UNESCO," kata Oscar pada awak media di Galeri Karya Indonesia, Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Dua tahun lamanya sejak Oscar menggagas hingga mendapat persetujuan UNESCO untuk menggelar pameran penting tersebut, mengingat negara lain saja mengantre demi karyanya dikurasikan oleh lembaga dunia itu.
Desainer asal Pekanbaru itu menggandeng dua desainer Indonesia Edward Hutabarat dan Denny Wirawan, didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, Bank Mandiri dan Rumah Kreatif BUMN.
Oscar, Edo dan Denny masing-masing akan menampilkan 8 looks pada pagelar busana di event tersebut.
Oscar mempersembahkan batik dari lima daerah di Jawa Timur, yakni Madura, Sidoarjo, Kediri, Trenggalek dan Tuban. Denny akan mengusung keindahan dan keunikan batik Kudus melalui koleksi sebelumnya Wedari, sementara Edo membawa batik dari daerah pesisiran Mega Mendung dan Sawunggaling.
Baca: Permen Karet Biasa Dibuang! Tapi di Jerman Dijadikan Sepatu Sneakers, Tampilannya Sekeren Ini Lo
"Kalau bicara batik yang diingat harus pengrajinnya dulu. Dari situ saya cerita, ujungnya untuk pengrajin, sementara bintang utamanya adalah kain batik," ujar Oscar.
"Kami desainer hanya menjadikan kain itu jadi busana. Kami bawa hasil batik dari setiap daerah sehingga mereka (bangsa dunia) menghargai dari prosesnya," imbuhnya.
Desainer yang pernah menang British Council's International Young Creative itu berharap pameran ini bisa meningkatkan kesadaran warga Internasional akan keistimewaan batik, serta menghargai proses pembuatan batik itu sendiri.
"Dari situ agar Internasional tahu ini juga luxury product Indonesia. Kita punya tangan-tangan emas yang masih berlangsung membuat karya luar biasa di Indonesia," kata Oscar sambil tersenyum.