Tentang Bulu Ketiak pada Perempuan Masih Diperdebatkan
Di satu sisi bulu ketiak punya fungsi biologis. Namun, di sisi lain menghilangkan bulu ketiak merupakan bagian dari kebersihan.
Editor: Willem Jonata
TRIBUBNNEWS.COM - Dari zaman dahulu sampai kini, standar kecantikan masih jadi bahan perdebatan masyarakat.
Setiap wilayah, negara, maupun komunitas tertentu memiliki standar kecantikan masing-masing. Meski rata-rata sama, namun ada beberapa hal yang berbeda tergantung pribadi masing-masing.
Misalnya, selera pilihan gaya penampilan, setiap orang pasti memiliki standar masing-masing. Standar yang masih sering diperdebatkan di dunia kecantikan, yaitu rambut halus yang muncul di tubuh perempuan.
Sebagian perempuan memilih rambut atau bulu halus di beberapa bagian tubuhnya dibiarkan tumbuh, tetapi tak sedikit pula yang menghilangkannya dengan berbagai cara.
Satu di antara jenis rambut halus yang tumbuh di tubuh dan jadi perhatian yaitu rambut halus yang tumbuh di ketiak atau bulu ketiak.
Meski itu menjadi pilihan masing-masing, tetapi bulu ketiak memiliki fungsi yang cukup baik bagi tubuh. Setiap anggota tubuh diciptakan pasti memiliki fungsi, begitu pula bulu ketiak.
Dikutip dari Goodhousekeeping, bulu ketiak memiliki berbagai fungsi bagi kesehatan tubuh. Pertama, yaitu mengurangi gesekan antara lengan atas dan bawah selama terjadi gerakan yang kuat.
Sehingga tumbuhnya bulu ketiak tidak semata-mata dinilai pengganggu tetapi juga mampu membatasi dan meminimalisir adanya gesekan berlebih yang menyebabkan luka akibat gesekan.
Kedua, mampu menutupi bagian tubuh yang terbuka dengan arteri vital.
Tumbuhnya bulu ketiak mampu melindungi organ vital di sekitar bulu ketiak seperti payudara agar tidak terpapar racun yang muncul dari luar tubuh.
Dan ketiga, mampu memfasilitasi pelepasan feromon seks. Feromon merupakan hormon reproduksi yang mampu menarik lawan jenis untuk mendekat.
Meski pada manusia, hormon ini tak terlalu berfungsi, tetapi hormon feromon juga mampu memberi tanda timbulnya suatu gejala gangguan kesehatan melalui bau ketiak atau bau badan.
Hal ini karena bau ketiak orang satu sama lain berbeda, dan setiap gejala gangguan kesehatan yang muncul juga dapat diidentifikasi.
Sampai saat ini, memang masih jadi perdebatan bagaimana baiknya perawatan bulu ketiak.
Tetapi jika terlalu sering mencukur bulu ketiak, kulit akan lebih cepat iritasi, muncul ruam, bahkan peradangan karena gesekan pisau cukur atau kurang higienisnya pisau cukur.
Menurut Dr. Mona Gohara, profesor klinis dermatologi di Universitas Yale mengatakan, "sebenarnya tidak ada alasan biologis untuk menghilangkan rambut itu."
"Ada asosiasi palsu bahwa rambut tidak berbulu sama dengan kebersihan, tapi itu tidak benar-benar selama ketiak bersih," tambah Gohara.(*)