Hal Paling Sederhana untuk Mengurangi Ketergantungan Pada Ponsel
Ponsel merupakan alat komunikasi dan sarana hiburan yang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Banyak orang bergantung padanya.
Editor: Willem Jonata
Namun, ada sebuah studi yang mengatakan bahwa anak di bawah udia 14 tahun sebaiknya tidak menggunakan ponsel lebih dari dua jam.
Meski begitu, studi itu juga tak lepas dari perdebatan di bidang terkait.
"Kalau bisa tidak lebih dari dua jam karena pengaruh dengan kemampuan interaksi dan motoriknya," ucap Fita.
Sementara untuk usia dewasa cenderung lebih fleksibel. Hanya saja, orang dewasa diharapkan lebih tahu diri dan mampu mengontrol pemakaian ponselnya sendiri.
Ia membandingkan, penggunaan enam jam secara penuh atau terus menerus, misalnya, akan lebih terasa dampaknya dibandingkan dengan penggunaan delapan jam tapi secara wajar.
Selain itu, usahakan tidak menggunakan ponsel pada kondisi pencahayaan minim. Pastikan pencahayaan cukup atau gunakan mode malam.
Ini dilakukan agar mata tidak cepat lelah karena penggunaan ponsel dalam waktu yang cukup lama. "Karena saya juga pernah alami, kedutan atau mata berair (saat lama menatap layar).
Itu sebetulnya tubuh kita sudah kasih peringatan. Kalau bisa berhenti dulu dan jalan-jalan dulu," ujarnya.
Saat ini, banyak pula orang yang berjalan sambil mengoperasikan ponselnya. Hal itu berbahaya serta membahayakan diri sendiri dan orang lain.
"Sering banget orang mau tabrakan karena dua-duanya pegang HP, salah eskalator naik atau jatuh tersandung," tuturnya.
Maka, bijaklah dalam menggunakan ponsel. Hal paling sederhana adalah dengan tidak mengoperasikan ponsel ketika sedang berjalan.
Cara ini secara tidak langsung ikut menurunkan durasi penggunaan ponsel.
"Jadi berapa lama maksimal atau minimalnya pada dasarnya belum ada studi khusus yang mempelajari itu, tapi dikurangi saja."
"Daripada empat jam terus menerus (menggunakan ponsel), lebih baik per satu jam istirahat," kata Fita.
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berapa Batas Durasi Penggunaan Ponsel yang Aman Bagi Kesehatan?"