Niat Puasa Tasua, Simak Bacaan Puasa Tasua Lengkap dengan Lafal Latin dan Arti
Umat Islam bisa menjalani puasa Tasua mulai Senin (9/9/2019) lantas dilanjut puasa Asyura. Simak bacaan niat puasa Tasua, lengkap dengan lafal latin.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Gigih
Puasa ini masih bisa dikerjakan karena termasuk pada bulan Muharram.
Berikut jadwal puasa sunah di bulan Muharam.
- Puasa Tasu'a (9 Muharam): Senin, 9 September 2019
- Puasa Asyura (10 Muharam): Selasa, 10 September 2019
- Puasa Ayyamul Bidh (13-15 Muharam): Jumat-Minggu, 13-15 September 2019
Selain berpuasa, ada beberapa amalan lain yang bisa dilakukan umat Islam selama bulan Muharram.
Bulan Muharram memegang peranan yang sangat penting dalam Islam selain sebagai pembuka bulan di kalender Islam.
Bulan Muharram merupakan satu bulan sakral dalam kalender Islam.
Muharram secara harafiah berarti "terlarang."
Mirip dengan bulan sakral lainnya, berperang atau terlibat dalam kekerasan jenis apapun terlarang selama Muharram.
Oleh karenanya, ada beberapa kemuliaan yang bisa diamalkan pada bulan Muharram.
Selain itu, bulan Muharram memiliki keistimewaan tersendiri.
Satu di antaranya berkaitan dengan peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah.
Berikut sejumlah amalan yang dianjurkan kaum Islam untuk melakukannya:
1. Perbanyak Amal Saleh
Seperti bulan Dzulhijjah, pada bulan Muharram, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak amalan saleh.
Tentu saja mengerjakan amalan baik di bulan istimewa akan mendapatkan pahala dan mendapatkan rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala.
Memperbanyak amalan salehbisa dimulai dengan berzikir, bersedekah, hingga tilawatil quran dan mengamalkannya.
2. Bertaubat
Menyesali atas dosa dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali menjadi tugas manusia seumur hidup.
Taubat merupakan karunia dan kesempatan yang diberi Allah untuk kembali kepada-Nya.
3. Memperbanyak sedekah
Dalam menyambut bulan Muharram diperintahkan agar memperbanyak pengeluran dari belanja kita sehari-hari untuk bersedekah.
Juga membantu anak-anak yatim, membantu keluarga, kaum kerabat, orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan.
Semua itu hendaknya dilakukan dengan tidak memberatkan diri sendiri dan disertai keikhlasan semata-mata mengharap keridhaan Allah.
Mengenai hal ini Rasulullah bersabda:
مَنْ وَسَّعَ عَلى عِيَالِهِ وَ أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ
“Siapa yang meluaskan pemberian untuk keluarganya atau ahlinya, Allah akan meluaskan rizki bagi orang itu dalam seluruh tahunnya.” (HR Baihaqi, No: 3795)
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (BanjarmasinPost.com/Noor Masrida)