Bagaimana Orangtua Seharusnya Membantu Anak Mengatasi Ketakutan
Mungkin ada anak yang takut atau cenderung memilki fobia terhadap sesuatu. Sebagai orangtua, Anda kebingungan bagaimana mengatasi masalah tersebut.
Editor: Willem Jonata
Misalnya dengan bagaimana anak sangat ketakutan dengan anjing. Bisa saja mereka berpikir bahwa anjing bisa menggigit dan membuat dia kehilangan anggota tubuhnya.
Kamu bisa bersimpati sambil memperbaiki kesalahpahaman mereka dengan nada lembut.
“Oh, kalau kamu berpikir seekor anjing bisa menggigit kakimu, tidak heran kamu merasa takut,” saran Tamar Chansky, Ph.D., seorang psikolog klinis.
Kamu harus pastikan lebih spesifik tentang ketakutan seperti apa yang dialami si kecil.
Misalnya takut gelap, gelap malam atau hanya gelap mati lampu, takut pada lebah hanya pada lebah asli atau gambar lebah juga.
Penting untuk mengetahui sumber ketakutan mereka sehingga dapat melanjutkan ke langkah berikutnya.
3. Beri penjelasan dan jangan menghindari
Orangtua sering berhasil sampai ke tahap ini, tetapi kemudian tersandung, mereka mulai mengakomodasi ketakutan anak mereka.
Biasanya orangtua cenderung menghindari hal-hal yang ditakuti oleh anaknya. Tetapi ternyata, hal ini hanya akan memperburuk keadaan.
“Ketika ada keluarga dengan anak dengan fobia, mereka kadang-kadang datang dan berkata, 'Untungnya, kami tidak bertemu anjing minggu ini,' dan saya berkata, 'Untungnya? Pelajarilah hal-hal yang akan membantunya menghadapi ketakutan (bukan menghindarinya)," kata Dr. Chansky.
Ini tidak berarti bahwa orangtua harus memaksa anak ke dalam situasi yang menakutkan - atau lebih buruk, mengancam jiwa.
Misalnya, orangtua yang tiba-tiba melemparkan anaknya yang takut air ke kolam untuk "mengajarkan" kepadanya cara berenang.
Lalu dia takut dan tidak percaya lagi pada orangtuanya, dan itu tidak baik untuk siapa pun.
Yang harus dilakukan sebagai gantinya adalah bertukar pikiran ntuk secara bertahap mengekspos anak pada hal yang ia takuti.