Bagaimana Orangtua Seharusnya Membantu Anak Mengatasi Ketakutan
Mungkin ada anak yang takut atau cenderung memilki fobia terhadap sesuatu. Sebagai orangtua, Anda kebingungan bagaimana mengatasi masalah tersebut.
Editor: Willem Jonata
Seperti dengan berpura-pura memiliki ketakutan yang sama, lalu setiap hari membicarakan ketakutan itu.
Mencari tahu bersama tentang hal yang ia takutkan, misalnya takut pada lebah, mencari foto-foto dan video tentang lebih di internet dan kembali membicarakannya.
Tujuannya adalah untuk mengekspos dia ke pemandangan dan memikirkan lebah dan tawon dengan cara yang tidak membuatnya takut, sehingga dia bisa mengganti respons rasa takutnya dengan yang lebih tenang, lebih rasional.
Ketika anak sudah lebih nyaman, perlahan-lahan tingkatkan eksposurnya, dan pujilah dia.
"Katakan, 'Astaga, kau berhasil, itu hebat, lihat dirimu!'" Kata Dr. Ollendick.
4. Cari bantuan
Terkadang, kamu mungkin tidak dapat meredakan ketakutan si kecil sendirian, dan kamu perlu mencari bantuan dari terapis yang berspesialisasi dalam kecemasan anak.
Ollendick mengatakan, fobia anak sering ada di kepala anak (setidaknya sekali sehari), sangat bisa menyebabkan anak menjadi benar-benar di luar kendali atau bertahan lama (ketakutan mereka tetap akut selama berjam-jam), maka bantuan profesional mungkin bisa menjadi pilihan.
Rachel Busman, Psy.D., seorang psikolog klinis dan direktur senior Anxiety Disorders Center di Child Mind Institute, mengatakan bahwa penting untuk mengajarkan anak-anak bahwa sangat normal untuk mengkhawatirkan sesuatu sambil secara bersamaan menoleransi hal itu.
”Itu tidak berarti anak harus jatuh cinta dengan hal yang mereka takuti. Tetapi anak mungkin bisa melewati hal yang mereka takutkan saat bertemu anjing di jalan, misalnya,” ujar Busman.
5. Lihat lagi pola komunikasi dengan anak
Satu hal lagi, jika anak memiliki fobia atau tampaknya cemas dengan cara lain, perhatikan keseharian kita, mungkin secara tidak sengaja memicunya.
Misalnya menakut-nakuti anak tentang suatu hal agar mereka mau menuruti perkataanmu. Hal ini terbukti bisa memicu fobia pada anak.
Pembingkaian seperti ini memberi kesan kepada anak-anak bahwa mereka harus merasa takut, dan bahwa kita sebagai orangtua tidak memiliki keyakinan bahwa mereka akan dapat mengelola situasi sendiri.
Jika ini adalah cara kamu berkomunikasi dengan si kecil, cobalah berhenti sejenak ”Pimpinlah dengan rasa ingin tahumu daripada rasa takut ," saran Dr. Busman.
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 5 Cara Bantu Anak Hadapi Rasa Takutnya