Why Let the Chicken Run?, Jadi Pameran Tunggal Pertama Melati Suryodarmo di Dalam Museum
Pameran ini menampilkan karya-karya performans terjadwal, fotografi, video performans, serta dokumentasi yang bersifat historis
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melati Suryodarmo, salah satu seniman Indonesia yang namanya telah diakui secara internasional menggelar pameran bertajuk ‘Why Let the Chicken Run?’ di di Museum MACAN, Kebun Jeruk, Jakarta Barat mulai 28 Februari 2020-31 Mei 2020 mendatang,
Pameran tunggal pertama Melati di dalam museum ini menampilkan karya-karya penting dari lebih 20 tahun praktik keseniannya.
Pameran ini menampilkan karya-karya performans terjadwal, fotografi, video performans, serta dokumentasi yang bersifat historis.
"Dalam periode tersebut, praktik seni performans telah menjadi bagian penting dari seni kontemporer," kata Melati.
‘Why Let the Chicken Run?’ melakukan pelacakan terhadap praktik artistik Melati dengan meng hadirkan karya-karyanya yang berdurasi panjang.
Karya-karya berdurasi panjang Melati dalam pameran ini berdurasi mulai dari tiga hingga dua belas jam.
Melalui karya-karya seperti I’m A Ghost in My Own House (2012) (performans selama duabelas jam) dan The Black Ball (2005) (dilakukan selama empat hari berturut-turut dengan durasi antara delapan hingga sepuluh jam setiap harinya), sang seniman menantang ketahanan tubuh baik secara fisik maupun psikologis, dan berada dalam pencarian kesadaran spiritual yang lebih dalam.
Baca: SBY Akan Bangun Museum dan Galeri Seni SBY-Ani di Pacitan Jawa Timur
Baca: Berpenghasilan Rp 67 Miliar, Nagita Slavina Kenakan Jepit Rambut Seharga Rp 100 Ribu
Baca: Kompetisi Sepakbola di Malaysia Tetap Berjalan Meski Ada Virus Corona Meski Nantinya Tanpa Penonton
Praktik kesenian Melati terpengaruh oleh Butoh – sebuah bentuk tari radikal yang muncul pasca perang dunia di Jepang; hubungan yang mendalam dan berkelanjutan dengan seniman lain; pendidikan seni di Eropa, serta penyelidikannya terhadap tradisi budaya Jawa.
Pengaruh yang kaya dan beragam ini dieksplorasi dengan beragam pilihan arsip pribadi yang ditampilkan juga dalam pameran ini.
Melati telah berpameran dan menampilkan karya-karyanya secara luas di seluruh dunia.
Saat ini ia tinggal di Indonesia dan Jerman.
Salah satu hal mendasar bagi praktik kesenian Melati adalah keinginannya untuk memupuk praktik kesenian yang merespon lingkungan budaya Jawa tempat ia berada, seraya melibatkan percakapan global tentang kekuatan dan sifat seni seraya mempertahankan percakapan global mengenai peran seniman dan kesenian di masyarakat.
Aaron Seeto, Direktur Museum MACAN, mengatakan, karya Melati Suryodarmo: Why Let the Chicken Run? akan berlangsung dari 28 Februari 31 Mei 2020.
"Melalui pameran karya Melati, kami ingin menunjukkan Museum Macan bisa menyuguhkan seni modern dan kontemporer dengan konsep serta tatanan artistik kelas dunia," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.