Perceraian Seperti Drama The World of the Married Beri Dampak pada Anak, Ini Penjelasan Psikolog
Isu perceraian dalam sebuah keluarga memberikan dampak tertentu bagi anak, seperti yang terjadi di dalam drama Korea The World of the Married.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Psikolog Keluarga dari Rumah Dandelion, Nadya Pramesrani mengungkapkan dampak yang dirasakan oleh anak-anak ketika orang tua mereka bercerai.
Hal tersebut disampaikan secara langsung melalui akun tayangan live Instagram @kompascom.
Seperti dalam drama korea The World of the Married, yang kini tengah hangat diperbincangkan oleh warganet.
Baca: Sinopsis The World of the Married Episode 4 Kamis, 14 Mei 2020, di TransTV, Pembalasan Sun Woo
Dalam The World of the Married dikisahkan, pasangan Ji Sun-woo dan Lee Tae-oh memutuskan untuk bercerai setelah menikah dan memiliki anak bernama Lee Joon-young.
Perceraian terjadi karena Lee Tae-oh ketahuan berselingkuh dengan Yeo Da-kyung.
Setelah orang tuanya bercerai, Lee Joon-young berubah menjadi anak yang menderita kleptomania atau kebiasaan mencuri.
Nadya menjelaskan, setiap perceraian selalu memberikan dampak bagi anak-anak.
Karena sebagai seorang anak, mereka harus mengalami perubahan kehidupan yang berdampak dalam segala aspek.
Perubahan yang dirasakan bagi anak-anak bukanlah suatu hal yang menyenangkan.
Setelah bercerai, sang anak pasti hanya akan memiliki satu pihak saja dari orang tuanya, yakni ayah atau ibu.
Jadi ketika seorang anak ikut dengan ayahnya setelah bercerai, maka ia akan kehilangan sosok ibu begitu pula sebaliknya.
Baca: Tak Hanya Baik untuk Tubuh, Psikolog Sebut Puasa Juga Dapat Sehatkan Jiwa
Baca: Karakter Cha Hae Kang Dipastikan Tak Akan Muncul di The World of The Married Lagi, Ini Alasannya!
Tidak hanya itu, sang anak juga akan selalu mengalami kehilangan momen menjadi satu keluarga.
Karena memang orang tuanya sudah berpisah dan menjalani hidupnya masing-masing.
"Perceraian selalu memberikan dampak pada anak-anak, mereka musti beradaptasi dengan banyak hal," terang Nadya.
"Perubahan itu bukan hal yang menyenangkan, karena mereka harus kehilangan satu pihak."
"Tapi dia akan selalu kehilangan momen satu keluarga," tambahnya.
Perceraian memiliki dampak yang berbeda ketika terjadi di setiap fase tumbuh kembang anak.
Nadya menyampaikan perihal perceraian yang terjadi pada orang tua dengan anak yang berada di usia aktif.
Saat orang tuanya bercerai, akan menimbulkan perasaan cemas dan juga bersalah.
Karena mereka diharuskan berada dalam situasi yang tidak sadar dengan adanya perceraian.
Namun mereka tetap harus menjalani kehidupan dengan orang tua yang berpisah.
Selain itu, Nadya mengatakan bentuk perilaku anak juga akan dipengaruhi dari adanya perceraian.
Baca: Beredar Video Bocah Aniaya Teman Sebaya, Begini Penanganan untuk Pelaku dan Korban Menurut Psikolog
Baca: 3 Skandal Para Pemain Drakor The World of Married, Mabuk di Bawah Umur Hingga Pelecehan Seksual
Adanya gangguan kecemasan yang akhirnya berdampak pada sisi psikologis anak seperti perubahan nilai yang didapat saat di sekolah.
Di mana sang anak biasanya mendapatkan nilai yang baik, namun setelah orang tua bercerai berubah menjadi buruk.
Dijelaskan oleh Nadya, intinya adalah adanya penurunan perilaku yang terjadi di anak tersebut.
"Pada anak dengan usia aktif itu tentu memunculkan perasaaan cemas, memiliki rasa bersalah," jelas Nadya.
"Karena mereka berada di situasi yang tidak aware dan harus menjalani."
"Bentuk perilaku yang dimunculkan adalah gangguan kecemasan, yang tadinya nilai bagus jadi jelek, ada penurunan perilaku," imbuhnya.
Berbeda dampaknya, apabila perceraian orang tua terjadi ketika sang anak sudah memasuki usia remaja.
Nadya menuturkan, sang anak bisa menjadi pemberontak dan suka marah.
Perilaku itu terjadi karena mereka akan fokus ke diri mereka sendiri.
Sehingga sudah tidak mengandalkan orang tua mereka yang lebih memilih berpisah.
"Perceraian di usia anak remaja, yang keluar adalah marah atau pemberontakan," ungkap Nadya.
"Karena yang terlintas adalah mereka akan fokus ke diri sendiri tanpa mengandalkan orang tua," lanjutnya.
Baca: 3 Fakta Seremoni Penutupan McDonalds Sarinah, Dihadiri Banyak Massa, Kena Tegur & Analisa Psikolog
Baca: Psikolog Bagikan Tips Atasi Stres pada Anak Akibat Dampak Pandemi Covid-19
Meskipun perceraian mempengaruhi anak, namun Nadya menyebutkan pasti ada cara untuk mengurangi dampak buruk.
Ada beberapa langkah yang bisa diambil agar anak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan orang tuanya bercerai.
Dengan begitu, diharapkan dampak yang dirasakan oleh anak dapat diminimalisir dengan baik.
Dan anak tidak terlalu merasakan perbedaan yang signifikan terkait perceraian orang tuanya.
"Cuma yang perlu diketahui memang perceraian mempengaruhi anak," tutur Nadya.
"Namun bukan berarti tidak bisa meminimalisir dampak negatif yang dialami si anak."
"Ada langkah-langkah untuk anak agar dapat beradaptasi dengan baik," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Febia Rosada)