Keranjingan Belanja karena Merasa Bahagia? Bisa Jadi Anda Mengalami Gangguan Kejiwaan
Ada sebagian orang belanja bukan sekadar memenuhi kebutuhan hidup. Tapi lebih dari itu, yakni bersenang-senang.
Editor: Willem Jonata
Ketika seseorang memiliki perilaku berbelanja impulsif, artinya orang tersebut memiliki kontrol diri yang lemah.
Mereka seolah terhipnotis ketika melihat barang yang mereka senangi dan tidak bisa mengontrol dirinya untuk terus membeli barang tersebut.
Jika kamu mengalami hal serupa, maka kebiasaanmu itu perlu ditelaah lebih lanjut.
Membedakan yang wajar
Bagaimana membedakan perilaku berbelanja impulsif dengan keinginan membeli barang yang masih dalam tahap wajar?
Menurut Ratih, perilaku berbelanja impulsif sudah masuk kategori gangguan jika memiliki pola yang berulang, intens dan orang yang bersangkutan sudah merasa addicted alias kecanduan.
"Bukan melulu perilaku berbelanja banyak banget, ya. Enggak tahunya dia punya bisnis, kan itu lain. Kalau dia sudah kehilangan fungai kendali atas dirinya, nah itu berarti ada yang terganggu di situ," ucap CEO & Founder lembaga psikologi Personal Growth ini.
Bagaimana agar kita bisa mengelola kontrol diri tersebut?
1. Menunda keinginan
Pada saat kamu berpikir untuk membeli sesuatu, cobalah untuk menahannya. Sebab menahan artinya menunda dorongan.
Ketika menunda, otak logika akan berfungsi dan menimbang-nimbang tentang baik-buruk membeli barang yang kita inginkan tersebut.
Agar lebih sederhana, cobalah menahan diri sebanyak 10 hitungan.
Jika sudah melakukannya namun masih menginginkan barang tersebut, cobalah tambah 10 hitungan lagi hingga 10 kali atau 100 hitungan.
"Kalau sudah sampai 10 kali terus masih ingin, itu dasar-dasar berpikir logisnya sudah berfungsi. Jadi kita enggak kalap kayak yang sebelumnya," kata Ratih.
2. Diet medsos