Anak Jarang Senyum, Kenapa Orangtua Sebaiknya Waspada? Ini Penjelasan Psikolog
Gangguan pada tumbuh kembang anak bukan hanya terlihat dari segi fisik, tapi juga segi sosial, emosi dan kepandaian.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gangguan pada tumbuh kembang anak bukan hanya terlihat dari segi fisik, tapi juga segi perkembangan sosial, emosi dan kepandaian.
Gangguan macam itu bisa diketahui sejak dini dengan gejala-gejala yang mudah dikenali. Tapi butuh kejelian orangtua untuk menyadarinya.
Psikolog Siti Sa'diah Syam M.Psi menjelaskan tanda bahaya pertama bisa dilihat saat anak usia enam bulan yang jarang tersenyum atau tidak mengekpresikan rasa senang.
"Enam bulan susah tersenyum, jarang bersuara si anak, dan menujukan ekspresi wajah itu harus diwaspadai," kata Siti saat live bersama RS Eka Hospital, Senin (6/7/2020).
Baca: Benarkah Anggapan Sering Digendong Ibunya Bakal Jadi Anak Mami Ketika Besar? Ini Kata Psikolog
Kemudian kalau anak usia 12 bulan tidak merespon saat dipanggil namanya. Maka itu bisa jadi penanda kalau anak terjadi ganggguan pada kondisi kesehatannya.
"Anak usia 12 bulan dipanggil nama enggak respons itu harus aware," ungkap Siti.
Baca: Orangtua Cenderung Ingin Anaknya Bisa Menguasai Lebih dari Satu Bahasa? Ini Baiknya Kata Dokter
Kemudian kalau anak masuk usia 15 bulan tapi belum bisa ngomong apa-apa baik itu hanya konsonan apalagi tanpa ada tambahan huruf konsonan sebaiknya segera periksa ke dokter.
"15 bulan belum ada kata-kata yang keluar bawa aja deh konsultasi, jangan nanti-nanti," tutur Siti.
Lalu tanda bahaya perkembangan sosial lainnya adalah tidak bermain sandiwara saat usia 18 bulan serta kurangnya kemampuan mengikuti gerak benda saat usia empat bulan.