Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Cara Menyimpan Daging yang Tepat, Sehat, dan Higienis

Aktivitas mikroorganisme seperti bakteri atau jamur dapat menyebabkan daging menjadi rusak dan busuk.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Cara Menyimpan Daging yang Tepat, Sehat, dan Higienis
WARTAKOTA/Henry Lopulalan
Panitia memotong daging hewan kuban di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (31/7/2020). Pada Idul Adha 1441 H, Al-Azhar memotong 116 kambing dan 15 sapi akan dibagi dalam 2.500 paket daging, diberikan kepada mustahik atau penerima zakat secara door to door (menghidari kerumunan/protokol kesehatan), dengan menempatkan 75 pos di wilayah Jabodetabek. (WARTAKOTA/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM - Aktivitas mikroorganisme seperti bakteri atau jamur dapat menyebabkan daging menjadi rusak dan busuk.

Jika daging busuk ini sampai dimakan, sangat mungkin akan menimbulkan masalah kesehatan.

Meski sudah dimasak dalam suhu tinggi, mengonsumsi daging sapi maupun daging kambing yang telah busuk, tetap berisiko membuat seseorang mengalami keracunan makanan.

Bakteri pada daging yang busuk mungkin saja akan mati akibat panas yang dihasilkan saat proses memasak.

Namun, masalahnya, bakteri tersebut bisa jadi telah meninggalkan racun pada daging, sehingga dapat menyebabkan keracunan.

Baca: Selain Sate, Daging Kambing Kurban Bisa Diolah Jadi Lamb Kofta, Makanan Khas Timur Tengah

Maka dari itu, Anda perlu menyimpan daging sapi maupun daging kambing secara tepat agar tetap sehat dan higienis.

Berikut ini adalah cara menyimpan daging agar tidak mudah busuk:

Berita Rekomendasi

1. Daging jangan dicuci dulu

Melansir Buku Hidangan Lezat: Daging Sapi dan Kambing (2013) oleh Tim Dapur Esensi, apabila belum akan dimasak, daging sebaiknya jangan dicuci terlebih dahulu untuk kemudian disimpan di dalam kulkas.

Mencuci daging sapi maupun kambing ketika akan disimpan hanya akan menambahkan kandungan air pada daging tersebut.

Baca: Membandingkan Kandungan Kolesterol Daging Kambing dan Daging Sapi, Mana Lebih Sehat?

Menyimpan daging yang berair padahal akan membuat daging lebih mudah mengalami freezer burn.

Freezer burn adalah kondisi yang terjadi ketika makanan telah rusak oleh dehidrasi dan oksidasi, karena udara mencapai makanan.

Daging yang mengalami freezer burn akan terlihat mongering.

Selain itu, proses pencucian membuat daging rentan terkontaminasi bakteri lain yang berasal dari tempat pencucian maupun air itu sendiri.

2. Segera masukkan daging ke kulkas

Daging mentah, baik itu daging sapi, kambing, atau ayam akan lebih baik jika tidak disimpan terlalu lama di suhu ruangan.

Terlebih lagi, daging hanya ditaruh di sembarang tempat.

Jika demikian, bukan tidak mungkin daging dapat terkontaminasi berbagai bakteri, termasuk Salmonella penyebab tipes dan E. coli yang dapat menyebabkan diare hingga infeksi usus serius.

Seperti diketahui, suhu sendiri bisa sangat memengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.

Jadi, penting untuk segera memasukkan daging ke dalam kulkas, setidaknya 1 jam setelah diperoleh.

Pada temperatur dingin, mikroorganisme pembusuk tidak aktif, sehingga daging yang disimpan tidak mudah rusak.

3. Potong kecil daging

sebelum disimpan Sebelum disimpan, daging sapi maupun kambing sebaiknya dipotong-potong terlebih dahulu menjadi bagian yang lebih kecil.

Tindakan ini punya beberapa manfaat. Misalnya, daging yang berukuran lebih kecil tentu akan lebih mudah dicairkan daripada yang besar.

Selain itu, memotong daging menjadi lebih kecil akan meminimalkan kontak daging lain yang belum akan diolah dengan tangan yang mungkin saja telah tekontaminasi bakteri bibit penyakit.

4. Bungkus daging dengan plastik

Sebelum disimpan di lemari es, daging sebaiknya dibungkus dengan plastik agar permukannya tidak “kering” atau mengalami freezer burn, terlebih lagi jika daging tersebut memiliki kadar lemak yang tinggi.

Membungkus daging dengan plastik atau wadah tertutup juga bisa menghindarkan daging terkontaminasi bakteri dari bahan makanan lain selama disimpan dalam lemari es.

5. Simpan di dalam freezer agar lebih tahan lama

Agar lebih tahan lama, daging perlu disimpan di dalam freezer dengan suhu kurang dari –12 derejat Cesius.

Melansir Buku Aneka Olahan Daging Sapi: Sehat, Bergizi, dan Lezat (2005) oleh Ir. Hj. Komariah, MSi dkk, pembekuan telah diakui sebagai suatu cara yang sangat bagi untuk pengawetan daging.

Cara ini akan menghasilkan lebih sedikit perubahan yang tidak diinginkan dari sifat daging, baik kualitas maupun rasanya.

Sebagian besar nilai gizi daging akan dipertahankan selama pembekuan dan hanya zat makanan yang larut dalam air yang akan hilang bersama cairan daging (drip) selama proses pencairan kembali.

Apabila cara pembekuan dan penyimpanannya benar, kerusakan warna, aroma, dan sari minyak akan lebih kecil.

Pembekuan pada temperature di bawah –10 derajat Celsius, sebagian besar kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas mikroba dan enzim akan berkurang.

Lama penyimpanan maksimum daging sapi yang dianjurkan, yakni sebagai berikut:

  • 2 bulan pada temperatur -12 derajat Celsius
  • 4 bulan pada temperatur –18 derajat Celsius
  • 8 bulan pada temperatur -24 derajat Celsius
  • 12 bulan pada temperatur -30 derajat Celsius 6.

Daging jangan dicairkan di suhu ruangan Jika ingin mengolah daging yang sudah dibekukan dalam freezer, jangan dicairkan di suhu ruangan.

Daging yang sudah bersentuhan dengan udara luar akan mulai bereaksi terhadap bakteri.

Sebagai solusi, pindahkan daging ke chiller terlebih dahulu agar daging mencair tanpa kehilangan suhu dinginnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 6 Cara Menyimpan Daging agar Tidak Mudah Busuk

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas