Bagaimana Ubah Perilaku Bermasalah Pada Anak? Ini Kata Psikolog
Ada berbagai macam perilaku bermasalah pada anak yang menimbulkan kekhawatiran pada orangtua.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada berbagai macam perilaku bermasalah pada anak yang menimbulkan kekhawatiran pada orangtua. Misalnya anak sering memukul atau berteriak.
Namun, perilaku bermasalah pada anak dipastikan oleh Psikolog Tania Purnomo, M.S, tidak dilakukan secara sengaja. Menurut dia, ada penyebabnya.
Sebab itu bergantung dengan kondisi fisik atau emosional anak. Misalnya, mencari perhatian, menghindari sesuatu, akses ke aktivitas atau ada sesuatu yang diinginkan dan yang terakhir otomatis.
"Orang yang melalukan perilaku bermasalah bukan karena sengaja, tapi terkadang tergantung situasi fisik atau emosional, tapi bukan berarti juga menerima perilaku bermasalah," ungkap Tania saat webinar 'Mengapa Perilaku Anak Bermasalah' bersama Anakku.id, Sabtu (15/8/2020).
Baca: Cara Menahan Anak yang Selalu Bertanya Tanpa Henti
Untuk mengatasi perilaku bermasalah pasa anak pertama melihat dulu kejadian yang terjadi sebelum perilaku (antecedent).
Selanjutnya, mempelajari perilaku (behavior), dan terakhir melihat kejadian yang terjadi setelah perilaku (consequence).
Supaya melakukan perilaku yang adaptif butuh sekali bantuan orangtua. Misalnya, tahu anak berteriak-teriak dan orangtua tahu itu karena kepanasan.
Baca: Sudah Tulis Wasiat, Ashanty dan Anang Tak Ingin Anak-anaknya Bertengkar Setelah Mereka Tiada
Maka bicara ke anak kalau orangtua tahu dia kepanasan secara lembut, tidak dengan berteriak.
"Contoh lainnya memukul karena ingin beristirahat kasih tahu kalau perilaku penggantinya dengan cukup bilanng mau istirahat ke orang tua bukan memukul," kata Tania.
Tania juga mengingatkan selama mengubah perilaku bermasalah pada anak sebisa mungkin hindari prosedur hukuman apalagi membentak untuk menghindari trauma pada anak.
"Kita sebagai orang tua, guru, terapis sebisa mungkin tidak pakai hukuman yang memukul, membentak, atau mengikat tangan dan lain-lain untuk mencegah prosedur pemyembuhan jadi bermasalah," pungkas Tania.