Kaya Motif dan Warna, Sarung Tenun Kini Jadi Fashion Item yang Keren
Sarung sudah menjadi tradisi. Bahkan di Indonesia, sarung tak hanya digunakan umat muslim saat beribadah salat, tapi juga dipakai kala bersantai.
Editor: Willem Jonata
Untuk kelas Siganture sendiri memiliki motif Songket Ikat Nusantara dan Songket Gunung Crepe.
Sedangkan, untuk kelas Royal memiliki motif Songket Gunung, Songket Eksklusif, Ikat Timbul Gambiran dan motif lainnya.
Motif-motif ini tentunya terlihat elegan, eksklusif dengan warna-warna yang solid dan istimewa.
“Beberapa kelas produk Sarung BHS ini menentukan perbedaan harga hingga tingkat kerumitan motifnya. Waktu produksinya antara satu hingga dua bulan tergantung tingkat kerumitan motifnya."
"Semakin rumit motifnya, tentu membutuhkan waktu yang relatif yang lebih lama dan butuh keterampilan khusus."
"Namun, desain motif yang rumit mempunyai daya tarik seninya tersendiri dan menambah nilai dari sarung tersebut,” jelas Haikal Bahasuan, Direktur Marketing PT Behaestex.
Karya seni dan perpaduan mesin modern
Untuk Sarung BHS yang ditenun dengan karya seni dan perpaduan mesin teknologi modern adalah Sarung BHS kelas Excellent dan Classic.
Komposisi untuk kelas Excellent menggunakan bahan Cotton Mercerized Blend dan tumpal letter BHS vertikal dengan benang kembangan.
Kelas ini hadir dengan berbagai motif di antaranya motif Crepe Songket Ikat, Kawung, Songket dan motif lainnya.
Sedangkan untuk kelas Classic komposisi bahannya menggunakan Viscose Blend, dan tumpal letter BHS vertical dengan benang kembangan.
Di kelas ini juga hadir berbagai motif di antaranya Songket Crepe Gerimis, Kawung Dobby, Songket, Jacquard Songket dan motif lainnya.
Bagaimana untuk perawatan sarung premium ini? Beda kelas tentu beda pula perawatannya.
Namun perawatan Sarung BHS ini tergolong mudah. Cukup mencuci dengan proses dry clean dijamin tidak akan merusak kualitas bahan sarung.