Edukasi Menjaga Kesehatan Alat Reproduksi Bagi Para Remaja Masih Dianggap Tabu
banyak anak remaja yang juga masih malu untuk membicarakannya dengan orangtua mereka atau sebaliknya
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menegaskan bahwa menjaga kesehatan alat reproduksi bagi para remaja sangatlah penting.
Namun hal ini masih dianggap tabu untuk dibicarakan.
Menurut Hasto, banyak anak remaja yang juga masih malu untuk membicarakannya dengan orangtua mereka atau sebaliknya orang tua yang merasa pembicaraan ini adalah pembicaraan yang tidak lazim dilakukan.
Baca: Menangani Tantrum pada Anak yang Harus Diketahui Orangtua
"Padahal pendidikan tentang kesehatan reproduksi sangat penting untuk dilakukan sejak dini untuk mencegah terjadinya permasalahan-permasalahan yang terkait dengan alat reproduksi pada remaja. Hal ini dilakukan demi masa depan para remaja itu sendiri," kata Hasto dalam keterangannya, Selasa (6/10/2020).
“Kenapa kesehatan reproduksi dianggap tabu? Padahal sangat penting untuk kita semua. Kespro ini bisa diberikan di sekolah-sekolah, tidak harus dengan menunjukkan alat kelaminnya langsung tetapi juga bisa dengan melalui animasi atau bisa dengan membuat dokumenter yang singkat tetapi jelas dan tidak perlu ditampakkan alat kelamin," kata pria yang juga merupakan dokter Obstetri & Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan) ini.
Baca: Yuk Jaga Kesehatan Reproduksi: Pahami dan Rencanakan dengan Nyaman Kontrasepsimu
BKKBN juga melakukan terobosan-terobosan untuk mendekati para remaja terkait ketahanan remaja.
Melalui program Generasi Berencana (GenRe) BKKBN mengembangkan ketahanan remaja di dalamnya yakni dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui pemahaman tentang Pendewasaan Usia Perkawinan.
Kedua, program GenRe mengedepankan pembentukan karakter bangsa di kalangan generasi muda, dan ketiga mengajarkan remaja untuk menjauhi Pernikahan Dini, Seks Pranikah, dan Napza.
"Program GenRe dilakukan dengan pendekatan langsung terhadap remaja serta orang tua yang memiliki anak remaja. Pendekatan kepada remaja dilakukan melalui pengembangan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja)," urai Hasto.
Saat ini PIK Remaja berjumlah sekitar 23.579 tersebar di 34 Provinsi.
PIK Remaja diharapkan menjadi wadah bagi remaja untuk berkumpul, berbagi cerita, berkreatifitas dan saling tukar informasi dengan teman sebaya mereka.
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN dr. M.Yani mengatakan bahwa program ini diharapkan dapat menguatkan kembali betapa penting peran Pendidik Sebaya (PS) dalam menghidupkan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).
"Ini juga esebagai upaya penyegaran dan meningkatkan keterampilan Pendidik Sebaya dalam menyampaikan materi dengan memanfaatkan berbagai platform dan teknologi pendukung pembelajaran daring," ucap Yani.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.