Skincare Tak Hanya untuk Orang Dewasa, Jangan Ragu Rawat Kulit si Kecil Agar Terhindar dari Masalah
Dibalik kulit bayi yang lembut, dan mulus juga tersimpan kerentanan terkena gangguan kulit. Jadi rawatlah dan jangan ragu berikan skincare.
Editor: Anita K Wardhani
2. Dermatitis seboroik misalnya di kulit kepala seperti ketombe, bisa kemerahan dan perih. Bila kulit terkelupas dan kena keringat biasanya membuat perih. a
3. Pioderma, penyakit kulit yang disebabkan bakteri. Cirinya ada nanah di kulit.
4. Keratosis pilliaris atau awam menyebut bruntusan yang menyebabkan gatal
5. Scabies yang bisa disebabkan oleh tungai atau kutu. Kulit menjadi sangat gatal dan luka bila digaruk. Penyakit ini mudah menular.
Menurut dokter yang disukai para ibu muda karena parasnya yang ‘enak dlihat’ ini, untuk mencegah anak terkena gangguan kulit, orangtua harus memperhatikan dan menjaga kulit si kecil agar tetap bersih dan sehat. Sejak dini juga perlu diberi perlindungan dan perhatian layaknya kulit dewasa. Bila saat dewasa sudah umum menggunakan perawatan kulit atau skincare, kulit si kecil juga perlu.
Pemberian lotion dibilang wajib pada si kecil. Apalagi di daerah lipatan dan genital yang lembab. Kondisi lembab seringkali membuat jamur, bakteri yang menjadi pemicu gangguan kulit bisa berkembang biak. Selain harus kering dan bersih, mengoleskan lotion untuk melindungi kulit bayi.
Pilih Bahan Alami Non paraben dan SLS
Kondisi kulit bayi yang masih rentan, untuk pemilihan produk perawatannya juga harus yang aman. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah jangan mengandung paraben dan SLS. Pilih bahan-bahan alami yang aman.
Paraben merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet di produk kecantikan. Namun, penggunaan paraben ini seringkali menimbulkan gangguan kulit. Terutama alergi. Bahkan reaksinya tidak hanya pada yang kena produk tersebut tapi bisa mengenai seluruh badan. “Awal di tangan misalnya tapi bisa jadi satu badan. Harus dihindari pemakaian bahan kimia paraben ini karena seringkali menyebabkan gangguan pada kulit,” ujar dokter Armansjah.
Selain paraben juga dihindari bahan kimia SLS atau sodium lauryl sulfate. Bahan ini juga sering menimbulkan gangguan terutama membuat kulit iritasi, dan kering.
Menurut dokter Armansjah, untuk mengetahui apakah kulit bayi sensitive dengan produk perawatan kulit, bila terjadi merah-merah walaupun baru digunakan 1-2 hari saja.
“Sebelum luka atau peradangan yang berlebihan, bila produk itu menimbulkan alergi pada kulit bayi ada kemerahan yang tidak hilang 1-2 hari. Harus dihentikan pemakaiannya. Sebaliknya bila digunakan produk itu tidak ada efek apa-apa artinya aman,” paparnya.
Kulit bayi masih belum sempurna sehingga sangat mudah masuk kuman atau kotoran dari luar yang menimbulkan masalah pada kulit. Pemberian lotion atau kream akan membuat kulit bayi punya pertahanan di kulitnya sehingga kulit lebih kuat pertahanannnya dalam menghalau kuman atau kotoran yang akan masuk ke kulit. Sehingga kulit menjadi lebih sehat.
Bila ruam atau kemerahan masih berlangsung walaupun penggunaan produk sudah dihentikan, harus ke dokter untuk konsultasi lebih lanjut agar permasalahan kulit tidak semakin parah.
Ia mengatakan, ketika imunitas si kecil sudah semakin sempurna biasanya permasalahan kulit juga semakin menurun. Biasanya mulai usia 5-6 tahun. (lis)