Pandemi Covid-19 Ubah Pandangan Banyak Orang Tentang Makna Kebahagiaan
Karena pandemi covid-19, kita harus belajar beradaptasi dalam banyak hal, termasuk pekerjaan, edukasi, dan hiburan, serta makna bahagia.
Editor: Willem Jonata
Jika dulunya kita perlu menghabiskan waktu berjam-jam untuk bisa bertemu saudara di kota lain, kini kita tinggal melakukan video call untuk “bertemu” mereka secara daring.
Media sosial juga sangat membantu dalam menghapus batas fisik dan membuat kita semakin dekat dengan teman di luar kota, bahkan di luar negeri.
Tahun 2020 memperlihatkan kepada kita betapa jarak tidak menghalangi kita untuk berkumpul bersama, meskipun secara virtual.
5. 74 persen responden kembali menjalin hubungan denganteman atau keluarga yang sudah lama tidak berkontak.
Bahkan untuk momen-momen tertentu seperti puasa, Lebaran, Natal dan perayaan tahun baru yang lalu dipergunakan untuk menghabiskan waktu bersama-sama dengan tertawa dan berbagi kebahagiaan meskipun secara daring.
Mayoritas responden bahkan mengaku kembali menjalin hubungan dengan teman atau keluarga yang sebelum pandemi sudah lama tidak berkontak. Mulai dari buka puasa bersama, hingga temu kangen reuni alumni secara virtual.
Sebelum terjadinya pandemi di tahun 2020, banyak orang yang merasa bahwa rasa happy bisa didapatkan dengan cara-cara seperti bepergian ke luar kota atau ke luar negeri dan membeli baju atau gadget terbaru.
Namun, sekarang makna kebahagiaan telah berubah karena hal sederhana seperti kebersamaan dan dapat bermanfaat bagi orang lain bisa membuat kita jadi happy.
Hernie Raharja Foods & Refreshment Director Unilever Indonesia mengatakan, selama 29 tahun berada di Indonesia, Wall’s percaya bahwa kebahagiaan yang sesungguhnya adalah saat kita bisa membuat orang lain jadi happy.
"Hal ini sejalan dengan purpose atau tujuan mulia kami yaitu membuat #SemuaJadiHappy. Dimana ini juga sesuai dengan makna happy yang ditemukan banyak orang Indonesia di tahun 2020," kata Hernie dalam siaran pers yang diterima Wartakotalive.com, Selasa (26/1/2021).
"Jangan biarkan rasa bahagia berhenti di diri kita, namun bagikan kepada orang lain – kepada teman, saudara, rekan kantor, tetangga, bahkan kepada pak kurir yang mengantar pesananmu ke rumah," kata Hernie.
Vanessa King Penulis Buku Ten Keys To Happier Living menyatakan, kita dibanjiri dengan berbagai pandangan tentang apa yang dapat membuat kita happy.
Selama ini kita diberi tahu bahwa membeli barang-barang seperti gadget atau pakaian terbaru dapat memberikan rasa happy, namun rasa bahagia tersebut mungkin tidak akan bertahan lama dan tidak memberikan kepuasan yang sepenuhnya.
Bagian besar dari kebahagiaan antar individu bisa didapatkan dari pilihan kita – cara kita berpikir dan aksi-aksi kecil yang kita lakukan.
Salah satu yang dapat kita lakukan untuk merasa happy adalah dengan membangun dan membina hubungan dengan orang lain.