Dampak Positif Konsumsi Makan Siang yang Mengandung Gizi Seimbang
Pemenuhan asupan gizi anak usia sekolah ini menjadi penting, terutama di masa pandemi Covid-19
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konsumsi makan siang yang memiliki kandungan gizi seimbang memberikan dampak yang positif bagi tubuh.
Ini terlihat dari program School Lunch Program (SLP) yang menyediakan makan siang dengan gizi seimbang untuk para santri di dua pesantren di Bogor, yakni Pondok Pesantren Darussalam & Pondok Pesantren Darul Falah, Bogor mulai dari 2018 hingga 2020.
Project Leader School Lunch Program (SLP), Dr. Rimbawan melihat adanya pengurangan status anemia dan peningkatan status gizi pada para penerima program SLP.
“Di setiap pesantren penerima program, terdapat hasil yang signifikan seperti peningkatan asupan gizi yang terdiri dari energi, protein, lemak, karbohidrat, zat besi, dan vitamin c."
Baca juga: Status Gizi Ibu Menyusui Tentukan Keberhasilan ASI Eksklusif, APPNIA Ajak Semua Pihak Bersinergi
"SLP juga dapat meningkatkan kadar hemoglobin santri, serta mengurangi prevalensi anemia yang signifikan,” ujar Dr. Rimbawan saat webinar dalam rangka hari Hari Gizi Nasional 2021, Selasa kemarin.
yang dalam program ini bekerjasama dengan Ajinomoto.
Baca juga: Asupan Zat Gizi Penting untuk Menunjang Sistem Imun Berfungsi Secara Optimal
Dosen di IPB itu kemudian menemukan santri peserta program, yang semula gemuk juga berkurang menjadi normal setelah menjalankan SLP.
"Ada juga beberapa santri yang semula underweight, namun setelah ada SLP terjadi peningkatan status gizi ke arah normal. Selain itu, SLP juga dapat meningkatkan pengetahuan gizi dan PHBS secara signifikan,” katanya.
Menurut Dr. Rimbawan, pada dua pesantren yang telah menerima SLP juga beberapa kali ditemukan kasus skipping meal (melewatkan makan), yang salah satu alasannya adalah karena rasa makanan kurang enak dan variasinya terbatas.
Penggunaan Bumbu Umami seperti Masako, Sajiku, dan Saori, dari Ajinomoto, membantu memperbaiki cita rasa dan variasi menu, sehingga menurunkan kejadian skipping meal, dengan demikian anak-anak menjadi lebih berselera untuk makan, asupan gizinya pun meningkat.
“Saya rasa pemenuhan asupan gizi anak usia sekolah ini menjadi penting, terutama di masa pandemi Covid-19."
"Saat ini kita dihadapkan dengan tantangan baru dimana para siswa dan santri ini melaksanakan Study From Home (SFH)."
"Hal ini menjadikan tanggung jawab utama pemenuhan gizi anak sekolah bertumpu pada orangtua di rumah, sehingga channel edukasi gizi yang semula ditujukan kepada guru harus diubah sasarannya menjadi orangtua,” ucap Dr. Rimbawan
Menurut Rimawan, kondisi ini tentunya menjadi tantangan karena tidak semua keluarga memiliki sumber daya teknologi dan kemampuan untuk menggunakan teknologi yang sama, dengan kondisi kekuatan jaringan yang berbeda-beda.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.