Dumpling, Menu Khas Imlek, Bermakna Kemakmuran, Kekayaan, Kelimpahan, Kadang Ada Koin Penarik Rezeki
- Masyarakat Tionghoa biasa mengkonsumsi dumpling dalam kesehariannya, makanan ini pun di Indonesia dikenal sebagai pangsit.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Tionghoa biasa mengkonsumsi dumpling dalam kesehariannya, makanan ini pun di Indonesia dikenal sebagai pangsit.
Dalam tradisi Tahun Baru Imlek, dumpling memiliki makna yang melambangkan 'kemakmuran, kekayaan, dan kelimpahan'.
Mengapa makanan ini dikonsumsi saat Tahun Baru Imlek?
Hal itu karena bentuknya yang menyerupai batangan emas.
Baca juga: Rayakan Imlek Daring, Morgan Oey : Imleks Eve Celebration Jaman Now
Baca juga: Makna Kue Keranjang saat Imlek, Berikut Sejarah hingga Cara Membuat Kue Keranjang
Dikutip dari laman Asia Tatler,
Jumat (12/2/2021), masyarakat Tionghoa meyakini bahwa memiliki hidangan dumpling saat Tahun Baru Imlek akan menarik banyak rezeki sepanjang tahun.
Dumpling biasanya dibuat dengan isian berupa daging dan sayuran cincang yang dibungkus selembar kulit adonan.
Secara tradisional, dumpling rebus maupun kukus dimakan selama Tahun Baru Imlek dan terkadang sebuah koin turut dimasukkan dalam makanan ini untuk menarik rezeki.
Hidangan ini juga biasa dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat yang bermukim di Hong Kong.
Kendati demikian, mereka jarang mengkonsumsi hidangan ini untuk merayakan Tahun Baru Imlek di kota itu.
Sebaliknya, dumpling lebih populer di China Utara selama periode perayaan, isiannya pun berbeda dan mewakili arti yang berbeda.
Misalnya, isian berbahan dasar seledri memiliki makna kerja keras dan mengarah pada kehidupan yang kaya, sedangkan isian kubis menandakan ratusan cara untuk menarik kekayaan.