Menkop Teten Yakini Industri Fesyen Muslim Indonesia akan Mendunia
Teten mengapresiasi terlaksananya Muslim Fashion Festival (Muffest) 2021 yang diselenggarakan oleh Indonesian Fashion
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pada pandemi Covid-19 saat ini, banyak lini yang dihantam secara keras. Namun Muslim Fashion Festival (MUFFEST )sebagai the 1st Indonesia Largest Modest Fashion Movement tetap dilaksanakan.
Dalam penuturan Presiden Direktur Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh, tema yang diusung untuk tahun ini 'Recovery For Fashion'.
“Ini merupakan semangat baru di industri fashion, khususnya busana Muslim," ujar Presiden Direktur Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh.
Baca juga: Takut Tak Laku di Akting, Vinessa Inez Terjun ke Bisnis Fesyen
Rangkaian acara dilaksanakan pada hari ini sampai 28 Maret 2021 nanti di Kota Kasablanka (Kokas) Mall. Acara ini dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki.
Teten mengapresiasi terlaksananya Muslim Fashion Festival (Muffest) 2021 yang diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber serta Dyandra Promosindo.
Selain itu ia juga menyampaikan jika Indonesia punya potensi sebagai pusat fashion muslim yang diakui dunia. Oleh karenanya, Teten menyebutkan pentingnya peran dari pelaku UKM di sektor produksi.
Baca juga: Barang Elektronik, Fesyen, dan Furnitur Mendominasi Transaksi Cicilan Akulaku Sepanjang 2020
"Menghubungkan produsen bahan baku lokal berkualitas misal viscose rayo. Serta meningkatkan kualitas produknya dengan standar global, akses pembiayaan yang mudah dan murah, sampai mempertemukan dengan pasar," kata Teten saat memberi sambutan Muslim Fashion Festival (Muffest) 2021 di Jakarta, yang disiarkan secara virtual, Kamis (18/3).
Dari Global Islamic Economy Indikator, Teten menuturkan, jika modest fashion menjadi satu keunggulan bagi Indonesia. Poin indikator sebesar 34.26, jauh mengungguli rata-rata global di 17.55.
Selain itu Teten optimis nilai belanja produk pakaian muslim akan menanjak kembali. Sebelumnya sejak awal pandemi, tingkat belanja pakaian produk muslim cukup terdampak dan mengalami penurunan sebesar 2,9 persen menjadi 268 miliar dollar AS.