Demi Lemon Peras, Toto Riyanto Wahyu Tinggalkan Pekerjaan Bergaji besar, Kini Sukses Jadi Pengusaha
Terjun ke dunia bisnis perlu tekad dan keberanian mengambil risiko. Owner Lemonwati, Toto Riyanto Wahyu misalnya.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Terjun ke dunia bisnis perlu tekad dan keberanian mengambil risiko. Owner Lemonwati, Toto Riyanto Wahyu misalnya.
Lulusan STT Telkom itu berani keluar dari zona nyaman dengan mengundurkan diri dari tempatnya bekerja pada 2017. Padahal saat itu ia bergaji besar.
Dengan tabungan yang ada, Toto bersama istri membesarkan bisnis lemon peras yang dinamainya Lemonwati.
Sebelum memulai bisnis lemon peras, pria yang biasa disapa Toto ini sebetulnya sudah akrab dengan bisnis online.
Mulanya tahun 2010 akhir secara tak sengaja istrinya dipertemukan dengan produsen makanan ringan yang saat itu sedang hype.
Lantas istrinya memutuskan untuk bergabung menjadi distributor. Sementara Toto membantu penjualan dari jarak jauh melalui Kaskus dan Toko Bagus.
Baca juga: Kisah Pengusaha Tionghoa Jusuf Hamka Penasaran Salat hingga Ucapkan Syahadat di Depan Buya Hamka
Sebab, saat itu ia sedang dinas di Afrika Selatan selama tiga bulan. Pertama kali mereka melakukan endorse dengan artis yakni melalui Twitter yang mereka dapatkan secara gratis.
"Awal mula endorse saat itu via Twitter, hanya kirim produk ke beberapa artis terkenal tanpa bayar, dan kita mendapat foto produk kita bersama artis tersebut. Alhamdulillah booming, saat itu pangsa pasar terbesar kami ke area Kalimantan, kami punya beberapa reseller di sana," kata Toto.
Pengalaman itu membuat istri Toto jadi ketagihan berbisnis online. Media penjualan mereka perluas ke Twitter dan Facebook karena saat itu belum booming Instagram.
Baca juga: Indonesia Perlu Genjot Lahirnya Pengusaha Baru dari Kampus
Menjual produk yang sedang nge-hype, buntutnya seringkali mudah redup. Sebagai pasangan yang tak mudah putus asa, mereka kembali menjajal bisnis lainnya.
Mereka kembali menjadi distributor cemilan yang sedang nge-hype lainnya. Keberhasilan bisnis keduanya ini melebihi yang pertama.
Toto dan istri memberanikan diri mengambil partai besar agar bisa meraih pangsa pasar reseller. Instingnya benar, sejak saat itu ia memiliki beberapa reseller baru.
"Kendala yang dihadapi adalah saat diterima produk yang kempes tapi dari pihak pusat katanya kemungkinan kendala di pengiriman jadi gak bisa retur, resiko bisnis," keluhnya.
"Saya ke kantor juga sering bawa kresek besar, naik bis, isinya keripik pisang orderan rekan-rekan kantor. Saya gak malu malah enjoy," imbuhnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.