Hasil Penelitian, Nikotin Bukan Pemicu Gingivitis
Penelitian ini melibatkan 15 responden berusia 18 - 25 tahun yang terdiri atas lima perempuan dan 10 laki-laki.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
"Jadi, ada semacam topeng yang mengelabui tubuh kita. Seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Ini yang berbahaya," jelasnya.
Sementara itu, pada kelompok yang menggunakan atau telah beralih secara eksklusif sehingga hanya menggunakan vape dengan kandungan nikotin, reaksi peradangan terjadi sama seperti pada responden yang tidak mengonsumsi rokok maupun vape.
Oleh karena itu, menurut Amaliya, pernyataan yang menyebutkan bahwa nikotin merupakan penyebab peradangan pada gusi tidak terbukti.
"Berarti, ada sesuatu hal lain dalam rokok, selain nikotin, yang menyebabkan peradangan itu tidak terlihat. Tidak tahu apa, tapi ternyata bukan nikotin," pungkasnya.
Hal ini sejalan dengan penelitian institusi medis di Inggris, UK Royal College of Physicians, yang membuktikan bahwa nikotin bukan penyebab risiko penyakit akibat kebiasaan merokok, melainkan kandungan lain yang berbahaya dari asap rokok akibat pembakaran.
Berbeda dengan rokok, produk HPTL tidak dibakar sehingga zat berbahaya yang terbentuk jauh berkurang.
Penelitian ini sekali lagi, membuktikan bahwa produk HPTL, memiliki profil risiko yang lebih rendah daripada rokok.
Amaliya pun berharap akan banyak riset dari dalam negeri mengenai produk HPTL ini.
“Memang masih sangat terbatas ya di Indonesia tentang penelitian produk tembakau alternatif ini,” ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.