Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Amalan-amalan Sunah di Bulan Dzulhijjah, Perbanyak Puasa dan Dzikir

Memasuki bulan Dzulhijjah, ada beberapa amalan sunah yang bisa dilakukan oleh umat muslim untuk meraih pahala.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Amalan-amalan Sunah di Bulan Dzulhijjah, Perbanyak Puasa dan Dzikir
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Idul Adha 2021 - Berikut ini beberapa amalan sunah pada Bulan Dzulhijjah yang bisa dilakukan oleh umat muslim. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah telah menetapkan 1 Dzulhijjah 1442 H jatuh pada Minggu, 11 Juli 2021, dan Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada 20 Juli 2021.

Bulan Dzulhijjah merupakan bulan yang istimewa karena terdapat beberapa peristiwa penting yang terjadi pada bulan ini.

Diantaranya yakni peristiwa dikeluarkannya Nabi Yunus dari perut Ikan, diampuninya Nabi Adam serta perintah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail yang kemudian diganti domba.

Memasuki bulan Dzulhijjah, ada beberapa amalan sunah yang bisa dilakukan oleh umat muslim untuk meraih pahala.

Berikut ini beberapa amalan sunah pada Bulan Dzulhijjah yang bisa dilakukan oleh umat muslim yang Tribunnews.com himpun dari berbagai sumber:

Baca juga: Niat Puasa Dzulhijjah, Arafah & Tarwiyah Jelang Idul Adha 2021, Dilengkapi Tulisan Arab & Terjemahan

Baca juga: Satgas Covid-19: Kebijakan Salat Idul Adha Harus Sesuaikan Situasi dan Kondisi 

Puasa di 9 Hari Pertama

Disunahkan bagi umat muslim untuk melaksanakan puasa pada sembilan hari pertama di bulan Dzulhijjah.

Berita Rekomendasi

Puasa di sembilan hari pertama ini termasuk juga puasa Arafah yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah dan juga Puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijjah.

Dari Ummul Mukminin, Hafshah radliallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa asyura, sembilan hari pertama Dzulhijjah, dan tiga hari tiap bulan. (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, dan disahihkan Al-Albani).

Diejelaskan dalam Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ust. Muhammad Syukron Maksum, puasa hari Arafah merupakan puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijah, kecuali bagi jamaah haji.

Puasa Arafah memiliki keutamaan yakni daoat menebus dosa tahun lalu dan setahun yang akan datang.

Sedangkan keistimewaan puasa Tarwiyah, dapat menghapus dosa yang dibuat tahun lalu.

Baca juga: Inilah Aturan Penyembelihan Hewan Qurban pada Idul Adha di Wilayah PPKM Darurat

Baca juga: Masjid Istiqlal Pastikan Tak Akan Gelar Salat Idul Adha

Berkurban

Menyembelih hewan kurban termasuk amal saleh yang paling utama.

Ibadah kurban ini meneladani Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as. yang taat mematuhi perintah Allah SWT.

Penyembelihan hewan kurban kurban dilaksanakan selama 4 hari, yaitu pada 10 Dzulhijjah (hari nahar) dan 11 hingga 13 Dzulhijjah (hari tasyrik).

Hewan yang disembelih dalam kurban diutamakan domba, hal ini berdasar riwayat yang menerangkan bahwa penyembelihan terhadap Nabi Ismail diganti seekor domba jantan dari surga.

Nabi berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu. [Muttafaq ‘Alaihi]

Namun demikian, selain domba lazimnya hewan untuk berkurban dapat berupa unta atau sapi.

Baca juga: Ketentuan Lengkap Shalat Idul Adha dan Qurban 2021, Protokol Kesehatan Secara Ketat

Larangan Memotong Kuku dan Rambut

Memasuki bulan Dzulhijjah, bagi umat muslim yang ingin berkurban, ada suatu amalan sunah yang sifatnya larangan.

Jika larangan tersebut tidak dilakukan maka dapat menambah pahala yang diterima.

Larangan tersebut yakni untuk memotong kuku dan juga rambut.

Dianjurkan bagi seseorang yang ingin berkurban, ketika sudah memasuki bulan Dzulhijjah, maka dianjurkan untuk tidak memotong kuku dan mencukur rambut.

Ustaz Adi Hidayat dalam sebuah ceramahnya menerangkan, ketentuan ini berlaku sejak tanggal 1 hingga waktu disembelihnya hewan kurban oleh shahibul qurban.

Tidak ada dosa bagi shahibul qurban yang ingin memotong kuku dan rambutnya di masa itu karena ini merupakan suatu sunah.

Bagaimana jika niat kurban muncul di pertengahan sepuluh pertama bulan Dzulhijjah?

Bagi orang yang telah memotong kukunya atau memangkas rambutnya pada awal Dzulhijjah karena tidak ada niatan untuk berkurban, maka tidak mengapa.

Kemudian keinginan itu muncul di pertengahan sepuluh hari pertama (misalnya pada tanggal 4 Dzulhijjah), maka sejak hari itulah dia harus menahan diri dari memotong rambut atau kukunya.

Adapun jika niat kurban muncul ketika tanggal 10 Dzulhijjah, maka larangan itupun tidak berlaku.

Perintah larangan memotong kuku dan rambut ini berlaku pada orang yang ingin berkurban, bukan pada hewan yang akan disembelih.

Adapun maksud dari perintah larangan ini, agar Allah berkenan mengampuni dosa-dosa shahibul qurban ketika hewan kurbannya disembelih.

"Jadi begitu hewan kurbannya disembelih dari ujung rambut sampai dengan ujung kuku itu Allah berkenan mengampuni."

"Khawatir ketika belum diampuni sudah dipotong, terpisahlah bagian dari dirinya, bersaksi di akhirat nanti, padahal sebagian dosa-dosanya telah diampuni dihadapan Allah SWT," jelasnya.

Shalat Idul Adha

Idul Adha disebut juga ‘Idul-Qurban atau hari raya kurban, karena pada hari itu dilaksanakan ibadah kurban.

Idul Adha dirayakan dengan mengerjakan shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban.

Ada beberapa anjuran sebelum melaksanakan salat Idul Adha, diantaranya yakni berhias dengan memakai pakaian bagus dan wangiwangian.

Selain itu, dianjurkan berpuasa sejak fajar sampa selesai shalat Id.

Dianjurkan untuk berangkat berjalan kaki dan pulang melalui jalan lain, sambil bertakbir.

Memperbanyak Dzikir dan Shalat

Dianjurkan untuk banyak membaca tahlil, takbir, tahmid, mengerjakan amal shaleh, terutama pada tanggal 1-10 Dzulhijjah, bagi yang tidak sedang berhaji.

Rasulullah saw. memberikan tuntunan agar pada awal awal bulan Zulhijjah umat Islam meningkatkan amal saleh dan memperbanyak bacaan tahlil, tahmid, dan takbir.

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, dari Nabi saw. Beliau bersabda, ”Tiada harihari dimana amal shalih paling utama di sisi Allah dan paling dicintai-Nya melebihi sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Perbanyaklah pada hari itu dengan Tahlil, Takbir dan Tahmid.” (HR. Ahmad).

(Tribunnews.com/Tio)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas