Cerita Edukasi Gizi dan Fakta Kental Manis Karya Guru-guru PAUD Dibukukan, Ini Harapan di Balik Itu
Edukasi mengenai gizi terus digalakkan oleh berbagai pihak untuk memenuhi hak anak mendapatkan nutrisi demi tumbuh kembangnya.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM – Edukasi mengenai gizi terus digalakkan oleh berbagai pihak untuk memenuhi hak anak mendapatkan nutrisi demi tumbuh kembangnya.
Termasuk edukasi yang menyibak fakta mengenai kental manis yang hingga saat ini masih dianggap sebagai susu.
Karena itu, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) dengan Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI), melibatkan guru-guru PAUD dalam rangka edukasi untuk meningkatkan literasi gizi untuk masyarakat, melalui lomba penulisan cerita edukasi gizi dan fakta kental manis
Hingga akhir Juli lalu, terkumpul 142 cerita bermuatan edukasi gizi dan fakta kental manis ditulis oleh guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Dari total tulisan yang terkumpul, telah terpilih 20 cerita terbaik untuk diseleksi dan dibukukan.
Juri yang menyeleksi, antara lain pegiat literasi Maman Suherman, senior editor dan penulis Harun Mahbub serta Ketua HIMPAUDI Prof. Dr. Ir. Netty Herawati M.Si.
Ketua HIMPAUDI Prof. Dr. Ir. Netty Herawati M.Si, mengatakan, banyak hal yang bisa ditulis sekaligus bisa menjadi media edukasi yang bermanfaat untuk anak didik.
Baca juga: Hilang Nafsu Makan Saat Positif Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan untuk Penuhi Nutrisi?
Baca juga: Pentingnya Pemenuhan Nutrisi Ibu Menyusui
"Saya berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut dan menjadi model kegiatan edukasi dan literasi gizi yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Netty Herawati.
Pegiat Literasi Maman Suherman mengatakan, menulis berbasis data adalah hal yang paling penting buat pendidik.
“Saya salut dengan peserta yang bisa menggali fakta dan data tentang kental manis dan kemudian menggabungkan ke dalam cerita fiksi bahkan fabel.
"Saya yakin, saat ini nanti dibukukan, semua paham bahwa kental manis bukan susu. Ini akan jadi model edukasi yang efektif dan mampu melawan iklan kental manis di televisi yang selama ini telah menggiring persepsi masyarakat,” jelas Maman Suherman.
Baca juga: Manfaat Daun Salam untuk Masakan, Lengkap Beserta Kandungan Nutrisi pada Daun Salam
Ketua Harian YAICI Arif Hidayat mengatakan edukasi gizi dengan media cerita pendek merupakan bagian dari komitmen YAICI dalam upaya meningkatkan pemahaman gizi masyarakat.
Sebagaimana diketahui, literasi gizi berbanding lurus dengan kesadaran masyarakat akan asupan makanan bergizi untuk anak.
Sementara, pengenalan literasi gizi yang masih rendah di masyarakat telah berdampak buruk, salah satunya menyebabkan hampir 100 tahun Indonesia direcoki oleh informasi yang salah atau iklan yang salah terutama mengenai asupan gizi seperti susu kental manis.
“Selama ini literasi gizi banyak simpang siur atau salah persepsi, yang menganggap susu kental manis itu sebagai minuman bernutrisi.
Padahal faktanya tidak lebih adalah mengandung gula yang cukup tinggi yang tidak lain hanyalah sirup beraroma susu,” katanya.
Karenanya, melalui cerita pendek untuk anak dia berharap orang tua nantinya dapat memberikan asupan gizi kepada balita atau anak-anak mereka, yang sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh pemerintah ataupun peraturan yang ada di Indonesia.
“Jadi, harus sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anak, tidak boleh banyak gula,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arif mengatakan pihaknya banyak bekerjasama dengan lembaga-lembaga masyarakat dalam rangka menggencarkan literasi gizi dan kebiasaan konsumsi makanan sehat dan bergizi untuk anak.
HIMPAUDI sebagai himpunan tenaga pendidik merupakan mitra yang tepat untuk dalam mewujudkan generasi yang sehat dan produktif di masa depan.
HIMPAUDI merupakan kelompok tenaga pendidik yang memegang peranan penting dan menentukan perkembangan anak selanjutnya dengan anggota lebih dari 10 ribu tenaga pendidik yang tersebar di seluruh Indonesia.
“HIMPAUDI siap menjadi laskar untuk mengedukasi keluarga dalam upaya menciptakan Jakarta sehat, sejahtera dan Bahagia,” ujar Netty Herawati M.Si.