Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Ikuti Panggilan Jiwa, Begini Kisah Indra Sugiyono, Si Pencipta Corak Batik Khas Batam

Menurut Indra batik khas Batam memiliki potensi besar dari segi kualitas. Apalagi saat itu, batik di kota Batam sudah dijual dengan harga tinggi.

Editor: Content Writer
zoom-in Ikuti Panggilan Jiwa, Begini Kisah Indra Sugiyono, Si Pencipta Corak Batik Khas Batam
Indra Sugiyono, pria 43 tahun asal Pekalongan, Jawa Tengah, yang melahirkan karya batik dengan kekhasan Kota Batam. 

Menurut Indra batik khas Batam memiliki potensi besar dari segi kualitas. Apalagi saat itu, batik di kota Batam sudah dijual dengan harga tinggi. Namun, kualitas batik khas Batam belum sebanding dengan harganya. 

Lewat tangan dinginnya, Indra sering melahirkan karya batik dengan kekhasan Kota Batam, sebut saja motif gonggong dan ikan marlin yang tidak dimiliki oleh daerah lain dan menjadi pembeda batik khas Kota Batam.

Membawa batik ke level yang berbeda

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bergabung dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Batam sebagai pembatik maupun pengajar pada tahun 2009 menjadi titik balik karier Indra Sugiyono sebagai pembatik.

Sejak itu Indra terus berkarya hingga akhirnya batik buatannya mulai banyak diminati oleh wisatawan mancanegara, nusantara maupun lokal.

Berbicara mengenai perannya sebagai pengajar, Indra banyak memberikan pelatihan batik bagi siapapun yang ingin belajar membatik tanpa memandang latar belakang profesi dan usia.

Ada kisah menarik saat Indra mengajari peserta pelatihannya. Ia terkesan pada saat itu ada seorang lansia yang mau untuk mempelajari salah satu kekayaan Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO ini.

Berita Rekomendasi

Dengan keterbatasan usianya, peserta pelatihan itu tetap semangat membatik meskipun jari-jarinya lemah dan gemetar.

"Saya pernah mengajari ibu-ibu lansia yang tangannya gemetar ketika memegang canting. Itu sangat berkesan bagi saya, karena semangat beliau," ujar Indra.

Pencapaian Indra berhasil ditularkan pada murid binaannya. Kini, terhitung sekitar 25 lebih pembatik binaan Dekranasda, yang hampir sebagian besar ibu rumah tangga, yang pernah dilatihnya sudah memiliki mata pencaharian sendiri dari membatik.

Indra menuturkan, ia menginginkan agar semakin banyak masyarakat Kota Batam yang mengenal dan mau belajar membatik. Makna yang didapat dari membatik bukanlah hanya soal ekonomi, melainkan sebagai bentuk upaya pelestarian budaya yang sudah ada. 

Berbekal segudang pengalaman membatik dan sebagai pembina, saat ini Indra mengemban tugas sebagai asesor.

Ia berperan untuk menilai dan menguji kelayakan kompetensi seorang pembatik. 

Meski sempat ragu, ia lolos menjadi asesor setelah uji sertifikasi. Latar belakang pendidikan SMA tidak membuatnya gentar dan berbekal pengalaman yang ia miliki, ia pun berhasil menjadi satu-satunya asesor batik bersertifikasi di Provinsi Kepulauan Riau. 

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas