Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Positif Thinking Ternyata Tak Selalu Baik, Waspadai Toxic Positivity

Memiliki pemikiran dan sikap positif secara terus menerus justru tidak baik. Bahkan bisa menjadi racun yang menghancurkan kehidupan.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Positif Thinking Ternyata Tak Selalu Baik, Waspadai Toxic Positivity
businessmag.al
ilustrasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berpikir dan bersikap positif seringkali ditanamkan pada setiap pikiran manusia.

Tapi, memiliki pemikiran dan sikap positif secara terus menerus justru tidak baik. 

Bahkan bisa menjadi racun yang menghancurkan kehidupan. Situasi ini dinamakan toxic positivity.

Karena itu, hidup juga sangat membutuhkan sikap dan pemikiran negatif yang sehat atau healthy negativity

Dengan healthy negativity, setiap orang dapat belajar dari rasa sakit atau penderitaannya, sehingga tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di masa mendatang.

Baca juga: Apa Itu Abundance Mentality, Rahasia Di Balik Raih Karier yang Sukses?

Hal ini diungkapkan oleh Mental Health Counselor Hasan Askari dalam webinar ’’Udahan sama Toxic Positivity, Berteman Yuk dengan Healthy Negativity Acceptance” yang digelar Forum Milenial MADJOE, Sabtu (26/2/2022).

Berita Rekomendasi

Founder & CEO Ace Human Resource ini menegaskan bahwa akan menjadi sangat berbahaya jika seseorang bersikap terlalu positif. Bahkan saat memberikan nasehat sekalipun. 

’"Maka akan menjadi sangat penting jika seseorang mengenal emosi positif dan negatif dalam dirinya,’’ kata Hasan dalam webinar virtual, Sabtu (26/2/2022).

Menurutnya, sikap positif dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu real dan toxic. Sikap positif yang real bukan berarti kita harus selalu melihat yang positif dan menutup mata dari aspek negatif dalam hidup.

Namun sebaliknya, real positivity adalah melihat semua aspek kehidupan secara adil, jujur, dan objektif.

Meski dipenuhi ketidak-adilan, penderitaan, dan masalah yang tak kunjung selesai. 

"Kita terus berjuang memperbaiki keadaan, mengurangi penderitaan, meningkatkan kemampuan diri, dan terus mengejar harapan akan kehidupan yang lebih baik dari saat ini," paparnya lagi.

Baca juga: Orangtua Perlu Menjelaskan Secara Psikologis pada Anak saat Akan Vaksin Covid-19

Sementara toxic positivity adalah sikap positif yang terlalu dipaksakan dan berlebihan. Berfokus pada perasaan bahagia dan optimis dalam semua situasi. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas