Tiket Film Berbahasa Sunda Nana, Ludes Dalam 4 Jam di Berlin, Laura Basuki Pemeran Pembantu Terbaik
Kru film Nana (Before, Now & Then) banggsa bisa membawa film yang seluruhnya berbahasa Sunda ke ajang bergengsi festival film di Berlin, Jerman.
Editor: cecep burdansyah
Bagi sejumlah orang Indonesia berlatar belakang etnis Sunda dan selama ini tinggal di Jerman, menonton film Nana seolah menjadi masa 'liburan' bagi telinga mereka yang sehari-hari seringnya harus mendengarkan bahasa Jerman ataupun Inggris.
Sebagai pemeran utama yang lahir di Sukabumi, Jawa Barat, DW Indonesia ingin tahu apakah Happy Salma merasa gembira karena bisa berakting dalam bahasa sehari-hari masa kecilnya? Ternyata menurutnya, tidak semudah itu.
"Ternyata sulit," ujarnya. "Karena bahasa Sunda yang saya pakai adalah bahasa Sunda di era tahun 80-an, 90-an. Sedang (film) itu tahun 50, 60-an jadi saya harus belajar bahasa baru yang kosa katanya ada di kepala saya," ujar Happy Salma kepada DW Indonesia.
Alhasil dia pun sempat merasa kebingungan. "Jujur agak bikin bingung, tapi ada mentor yang menjaga bahasa kita," ujarnya.
Festival Film Internasional Berlinale ini digelar setiap tahun di Berlin. Meski masih dalam masa pandemi COVID-19, Berlinale tahun ini digelar di luar jaringan. Untuk bisa masuk ke area, setiap orang yang datang diwajibkan untuk memakai masker jenis FPP2 dan menunjukkan bukti vaksin tambahan atau booster.
Mengutip pernyataan pers yang dikeluarkan oleh KBRI Berlin, Berlinale diadakan sejak tahun 1951 dan merupakan salah satu festival film internasional bergengsi setelah festival film Cannes di Prancis.
Tercatat kali terakhir film Indonesa berlaga di kategori Competition yakni pada tahun 2012, atau tepat satu dekade sebelum film Nana. Saat itu film Indonesia berjudul Zoo karya sutradara Edwin sempat masuk dalam kategori Competition di Berlinale Festival ke-62. P
Pemenang Berlinale 2022 di kategori Competition ini nantinya diumumkan pada 16 Februari 2022 dan Laura Basuki meraih penghargaan sebagai pemeran pembantu Wanita terbaik. (dw.indonesia)
Baca juga: Keluhan Sopir Truk ODOL, Selalu Jadi Korban Oknum Polisi: Mengapa yang Ditindas Selalu Sopir Saja!