Gandeng Tujuh Brand Lokal, APR Group Usung Konsep Fashion Berkelanjutan
Produsen serat viscose berkelanjutan, Asia Pacific Rayon (APR) kembali berpartisipasi dalam Muslim Fashion Festival (MUFFEST)+ 2022.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Produsen serat viscose berkelanjutan, Asia Pacific Rayon (APR) kembali berpartisipasi dalam Muslim Fashion Festival (MUFFEST)+ 2022.
Diselenggarakan pada 21 - 23 April 2022 di Grand Ballroom The Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta. Pada gelaran MUFFEST kali ini bertema “Sustainable Modest Fashion”. APR berkolaborasi dengan tujuh brand modest fashion di antaranya adalah Gajah Duduk, Inen Signature, BT Batik Trusmi, Bajufuku, Gamaleea, IDE Indonesia, dan Aruna Creative & Nicolo yang tergabung dalam Indonesia Fashion Chamber (IFC).
Baca juga: Akselerasi Pertumbuhan Industri Halal, Blibli Jadi Exclusive Partner MUFFEST+ 2022
Baca juga: Siapkan Indonesia Jadi Pusat Mode Muslim Dunia, Wapres Sarankan MUFFEST Lakukan Promosi Terpadu
Kolaborasi ini menampilkan total 60 koleksi modest fashion yang sustainable, mulai dari busana kontemporer hingga syar’i. Seluruhnya menggunakan kain dari serat viscose-rayon berkelanjutan yang diproduksi APR.
“Kami bangga dapat berpartisipasi dalam gelaran acara MUFFEST+ pada tahun ini. Sejalan dengan dukungan APR untuk berkontribusi dalam upaya merevitalisasi industri tekstil Indonesia, serta meningkatkan kesadaran mengenai sustainable fashion," ungkap Direktur APR Basrie Kamba, Jumat (23/4/2022).
Di sisi lain, Kamba menyebutkan partisipasi ini diharapkan bisa berkontribusi mendorong ekspor modest fashion serta mewujudkan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia sejalan dengan target pemerintah,” ujar Direktur APR Basrie Kamba.
Hal ini yang diterapkan oleh salah satu brand lokal yang berkolaborasi dengan APR yaitu Aruna Creative & Nicolo. Menghadirkan koleksi wastra denim viscose yang ramah lingkungan yang dibuat langsung oleh para pengrajin wanita di komunitasnya.
Begitu juga dengan brand lokal BT Batik Trusmi, selaku pelestari Batik Indonesia mengangkat tema “NATURA” dalam koleksinya yang berfokus pada motif Mega Mendung khas Cirebon.
Menggambarkan kebijaksanaan bagi Pelestarian Budaya dan Keseimbangan Alam Indonesia. Muslim Fashion Festival merupakan perhelatan yang menjadi salah satu program unggulan IFC dan telah diadakan selama 7 tahun terakhir dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai pusat mode busana muslim dunia.
Tahun ini, MUFFEST hadir dengan konsep berbeda menggunakan kata “Plus” (+) menjadi MUFFEST+, sesuai dengan tawaran baru yang diusung untuk mengedepankan lifestyle muslim.
Dalam kesempatan ini, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indonesia, Teten Masduki mengatakan MUFFEST+ tidak hanya sekadar ajang untuk mempromosikan industri muslim fesyen Indonesia saja.
Tetapi juga menghubungkan berbagai pihak yang berasal dari UMKM, desainer, akademisi dan asosiasi agar ekosistem yang baik dibangun dan dijaga untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia.
Konsumsi busana muslim di Indonesia mencapai 20 miliar dollar Amerika Serikat atau setara Rp286,9 triliun per tahun dengan laju pertumbuhan 18,2%.
Saat ini, Indonesia berada pada peringkat ketiga sebagai negara pengembang fesyen muslim dunia terbaik berdasarkan laporan The State of Global Islamic Economy Report 2020/2021.
Sedangkan pada tahun 2019, Indonesia berada pada peringkat kelima di dunia yang menunjukan kemajuan yang cukup signifikan pada industri fesyen muslim di Indonesia.
“Ini menunjukkan Indonesia sangat berpotensi menjadi produsen terbesar dan trendsetter produk halal dunia,” kata Teten saat memberikan sambutan pembukaan Muffest +.
Di sisi lain, National Chairman Indonesia Fashion Chamber Ali Charisma mengatakan bahwa industri fashion muslim Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan.
Dan juga menawarkan keragaman konten lokal yang tidak dimiliki oleh negara lain. Terlebih dalam tren sustainability yang tengah menjadi gerakan baru di dunia fesyen. Menciptakan produk pakaian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Sebagai desainer, tersedianya bahan baku berkelanjutan yang berasal dari Indonesia dan diproses dari hulu ke hilir sangat membantu kami untuk menciptakan fesyen yang ramah untuk lingkungan. Kami berharap produk rayon APR bisa menjadi solusi untuk masa depan industri fesyen yang lebih ramah lingkungan,” pungkasnya.